cover blackberry |
Judul : As Sweet as Blackberry
Penulis : Sienta Sasyika Novel
Penerbit : de Teens (Diva Press)
Tahun Terbit : Maret, 2013
Jumlah Halaman : 272 halaman
ISBN : 978-602-7723-36-8
Peresensi : Muhammad Rasyid Ridho,
Ketua Journalistic Club Ikom UMM dan anggota Forum Lingkar Pena Malang Raya. Mahasiswa
Jurusan Ilmu Komunikasi UMM.
Hidup memang penuh dengan misteri,
yang terkadang berisi keburukan dan ketidakbaikan seringkali kita anggap adalah
kepahitan hidup. Padahal, tidak bisa segitu mudahnya untuk menjudge bahwa hidup ini begini dan begitu.
Karena Tuhan menghidupkan kita bukan untuk kesia-siaan. Kita hidup selalu dalam
pemanis buatan Tuhan. Layaknya manis buah blackberry.
Sienta Azadirachta. Anak keluarga
yang cukup kaya. Suka sekali dengan hal yang berbau anime. Sampai dandanannya
seringkali meniru tokoh-tokoh anime yang dia suka, salah satunya tokoh Misa
yang gotik di Death Note. Punya kakak yang bernama Rama yang kini kuliah
di kedokteran. Selain itu dia juga suka dengan Novel Blackberry.
Sienta cukup takut dengan
cerita-cerita horror, terutama karena seringkali sahabatnya Agnes bercerita
padanya tentang film-film horror. Sampai akhirnya tidur di kamarnya saja dia
takut. Karena pemandangan jendela di kamarnya hanya bisa memandang sebuah rumah
persis samping rumahnya yang telah lama ditinggal penghuninya. Seram kata
Sienta yang akhirnya seringkali meminta tukar kamar dengan Rama.
Ketakutan Sienta mulai Sirna, ketika
tahu bahwa rumah tetangga itu akan berpenghuni. Teman Papanya yang tinggal di
Jakarta akan pindah ke rumah yang mengerikan tersebut. Riang bukan kepalang
Sienta. Bahkan tahu kalau teman Papanya itu punya anak lelaki seumuran dia, dia
semakin membayangkan bahwa itu sangat menyenangkan dan bisa saja mengakhiri
masa jomblonya dengan berpacaran dengan anak teman Papanya.
Namun, harapan baik ketika teman
Papanya sudah menginjak di rumah seram tersebut tak terjadi. Sienta yang masih
agak canggung sengaja sebelum masuk ke rumah tetangganya tersebut berkaca-kaca
di mobil yang dia kira milik tetangga barunya itu. Sial, ketika dia mencoba
memperbaiki penampilannya mobil itu digas oleh pengemudinya dan asap knalpot
mengenainya. Rusak sudah penampilannya. Sienta mengambil batu, dengan marah
yang sangat dia memlemparkan batu yang dia pegang ke mobil tersebut hingga
sedikit penyok (halaman 38).
Pemilik mobil yang bernama Bintang
yang juga anak teman Papanya tersebut keluar. Cukup kaget Sienta dengan
penampilan Bintang yang keren, cakep atletis nggak kalah dengan Rangga, cowok
yang diam-diam Sienta sukai. Mereka bertengkar hebat namun sikap sok dan nggak
mau kalahnya Bintang buat Sienta nggak suka. Sungguh awal perkenalan yang
sangat tak nyaman.
Namun semakin hari mereka semakin
akrab dengan saling mengejek kejelekan masing-masing. Mereka berdua pun
merasakan tanpa sadar, hal itu mempunyai kenyamanan tersendiri. Apatah lagi
ketika Sienta melihat Rangga berciuman dengan Rissa, patah hati Sienta dan
hancur harapnya sudah tak berkesudahan.
Namun, ternyata Rissa hanya
menjadikan Rangga sebagai alat untuk dimanfaatkannya. Rissa menyukai Bintang.
Namun, Bintang tak suka karena di hatinya masih ada mantan pacarnya Sindy,
artis muda yang mulai naik daun. Bahkan meskipun Bintang tahu Sindy sudah
mempunyai tunangan.
Untuk menghindari Rissa, Bintang
meminta pertolongan Sienta untuk berpura-pura menjadi pacar Bintang. Walhasil,
ketika mereka di depan Rissa, Sienta tanpa sengaja mengatakan bahkan mereka
juga telah bertunangan. Dan karena itulah Bintang memberinya cincin agar dikira
bahwa pertunangan mereka memang benar.
Singkat cerita, Rangga diputus
Rissa. Bintang seakan kembali pada Sindy yang tunangannya meninggal saat
kecelakaan. Rangga mendekati Sienta yang dia tahu menyukainya sejak dulu.
Namun, Rangga terlambat Sienta sudah mencintai orang lain, Bintang yang
ternyata juga penulis novel yang sangat dia sukai, Blackberry. Dan berakhir Bintang mengucapkan kesungguhan cintanya
kepada Sienta di depan banyak orang saat priemer film terbaru yang disutradarai
oleh saudaranya dan dibintangi salah satunya oleh Rissa. Patah hati sangat
Rissa. Acara berakhir dengan romantisme keduanya.
Begitulah hidup. Tak selamanya ada
pahit, dibalik itu semua pasti ada manis, itulah yang bisa kita ambil dari
novel remaja ini. Buku ini cocok Anda baca sebagai teman penghabis waktu yang
menghibur, sekaligus mengambil makna positif di dalamnya.
*dimuat di tribun jogja 5 Mei 2013 sebelum judul diganti redaksi.
halaman di tribun jogja |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar