Rabu, 29 Mei 2013

(20-Resensi Buku 2013-Tribun Jogja April 2013) Hidup Semanis Buah Blackberry

cover blackberry
Judul                            : As Sweet as Blackberry
Penulis                          : Sienta Sasyika Novel
Penerbit                       : de Teens (Diva Press)
Tahun Terbit                : Maret, 2013
Jumlah Halaman          : 272 halaman
ISBN                           :  978-602-7723-36-8
Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Ketua Journalistic Club Ikom UMM dan anggota  Forum Lingkar Pena Malang Raya. Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UMM.
            Hidup memang penuh dengan misteri, yang terkadang berisi keburukan dan ketidakbaikan seringkali kita anggap adalah kepahitan hidup. Padahal, tidak bisa segitu mudahnya untuk menjudge bahwa hidup ini begini dan begitu. Karena Tuhan menghidupkan kita bukan untuk kesia-siaan. Kita hidup selalu dalam pemanis buatan Tuhan. Layaknya manis buah blackberry.
            Sienta Azadirachta. Anak keluarga yang cukup kaya. Suka sekali dengan hal yang berbau anime. Sampai dandanannya seringkali meniru tokoh-tokoh anime yang dia suka, salah satunya tokoh Misa yang gotik di Death Note.  Punya kakak yang bernama Rama yang kini kuliah di kedokteran. Selain itu dia juga suka dengan Novel Blackberry.
            Sienta cukup takut dengan cerita-cerita horror, terutama karena seringkali sahabatnya Agnes bercerita padanya tentang film-film horror. Sampai akhirnya tidur di kamarnya saja dia takut. Karena pemandangan jendela di kamarnya hanya bisa memandang sebuah rumah persis samping rumahnya yang telah lama ditinggal penghuninya. Seram kata Sienta yang akhirnya seringkali meminta tukar kamar dengan Rama.
            Ketakutan Sienta mulai Sirna, ketika tahu bahwa rumah tetangga itu akan berpenghuni. Teman Papanya yang tinggal di Jakarta akan pindah ke rumah yang mengerikan tersebut. Riang bukan kepalang Sienta. Bahkan tahu kalau teman Papanya itu punya anak lelaki seumuran dia, dia semakin membayangkan bahwa itu sangat menyenangkan dan bisa saja mengakhiri masa jomblonya dengan berpacaran dengan anak teman Papanya.
            Namun, harapan baik ketika teman Papanya sudah menginjak di rumah seram tersebut tak terjadi. Sienta yang masih agak canggung sengaja sebelum masuk ke rumah tetangganya tersebut berkaca-kaca di mobil yang dia kira milik tetangga barunya itu. Sial, ketika dia mencoba memperbaiki penampilannya mobil itu digas oleh pengemudinya dan asap knalpot mengenainya. Rusak sudah penampilannya. Sienta mengambil batu, dengan marah yang sangat dia memlemparkan batu yang dia pegang ke mobil tersebut hingga sedikit penyok (halaman 38).
            Pemilik mobil yang bernama Bintang yang juga anak teman Papanya tersebut keluar. Cukup kaget Sienta dengan penampilan Bintang yang keren, cakep atletis nggak kalah dengan Rangga, cowok yang diam-diam Sienta sukai. Mereka bertengkar hebat namun sikap sok dan nggak mau kalahnya Bintang buat Sienta nggak suka. Sungguh awal perkenalan yang sangat tak nyaman.
            Namun semakin hari mereka semakin akrab dengan saling mengejek kejelekan masing-masing. Mereka berdua pun merasakan tanpa sadar, hal itu mempunyai kenyamanan tersendiri. Apatah lagi ketika Sienta melihat Rangga berciuman dengan Rissa, patah hati Sienta dan hancur harapnya sudah tak berkesudahan.
            Namun, ternyata Rissa hanya menjadikan Rangga sebagai alat untuk dimanfaatkannya. Rissa menyukai Bintang. Namun, Bintang tak suka karena di hatinya masih ada mantan pacarnya Sindy, artis muda yang mulai naik daun. Bahkan meskipun Bintang tahu Sindy sudah mempunyai tunangan.
            Untuk menghindari Rissa, Bintang meminta pertolongan Sienta untuk berpura-pura menjadi pacar Bintang. Walhasil, ketika mereka di depan Rissa, Sienta tanpa sengaja mengatakan bahkan mereka juga telah bertunangan. Dan karena itulah Bintang memberinya cincin agar dikira bahwa pertunangan mereka memang benar.
            Singkat cerita, Rangga diputus Rissa. Bintang seakan kembali pada Sindy yang tunangannya meninggal saat kecelakaan. Rangga mendekati Sienta yang dia tahu menyukainya sejak dulu. Namun, Rangga terlambat Sienta sudah mencintai orang lain, Bintang yang ternyata juga penulis novel yang sangat dia sukai, Blackberry. Dan berakhir Bintang mengucapkan kesungguhan cintanya kepada Sienta di depan banyak orang saat priemer film terbaru yang disutradarai oleh saudaranya dan dibintangi salah satunya oleh Rissa. Patah hati sangat Rissa. Acara berakhir dengan romantisme keduanya.

            Begitulah hidup. Tak selamanya ada pahit, dibalik itu semua pasti ada manis, itulah yang bisa kita ambil dari novel remaja ini. Buku ini cocok Anda baca sebagai teman penghabis waktu yang menghibur, sekaligus mengambil makna positif di dalamnya.

*dimuat di tribun jogja 5 Mei 2013 sebelum judul diganti redaksi.

halaman di tribun jogja







Tidak ada komentar:

Posting Komentar