Selasa, 16 April 2013

(15-Resensi Buku 2013-Metro Riau 14 April 2013) Jalan Kebenaran Untuk Laila


Judul                           : Laila
Penulis                         : Abrar Rifai
Penerbit                       : Aksara Bermakna
TahunTerbit                : Pertama, Agustus2012
JumlahHalaman          : 242 halaman
ISBN                           :  978-602-18755-0-6
Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho,Ketua Journalistic Club Ikom UMM dan anggota  Forum Lingkar Pena Malang Raya. MahasiswaJurusan Ilmu Komunikasi UMM.
            Kehidupan memang  tak selalu menyuguhkan kebaikan dankesenangan. Namun, ada pula kejahatan dan kesedihan. Kedua hal itu pula  bisa berubah-ubah kapan saja, selagi Tuhanmemberi perizinan dan manusia pun mengusahakan. Maka novel karya Abrar Rifaiyang berjudul Laila ini pun salahsatu contoh kehidupan tersebut dalam karya fiksi.
            Laila adalah tokoh utama dalam novelini. Dia adalah seorang perempuan yang kesehariannya adalah pengamen. Suaranyamerdu dan senang menyanyikan lagu-lagu grup band Padi jika sedang mengamen.Semua orang di terminal, termasuk kondektur dan sopir bus mengenalnya. Duniaterminal yang terbilang keras dan hitam pun dia rasakan. Bukan hanyamabuk-mabukan, digilir preman-preman terminal saja dia sudah biasa.
            Namun semua itu menjadi berubah,sejak pertemuan Laila dengan Umar. Lelaki yang terlahir di keluarga pesantrenini menjadi pengubah jalan hidup Laila. Laila mulai mengatur hidupnya lebihbaik. Tidak semua waktunya dia gunakan hanya untuk mengamen, dia juga mulaikursus menjahit. Pakaiannya menjadi lebih pantas lagi sebagai muslimah, diaingin berubah lebih baik lagi. Namun, walau begitu ketika Umar menyatakan cintapadanya. Dia yang sebenarnya juga merasakan hal yang sama, tidak membalasdengan ucapan yang sama. Dia masih berpikir apa yang terjadi, apa orang tuaUmar mau memiliki menantu seperti dia. Setelah dia langsung datang ke rumahUmar, ternyata benar orang tua Umar tak menyetujui cinta mereka, sejak ituLaila pergi dan menghilang entah ke mana.
            Tentu saja Umar kecewa dengan sikaporang tuanya terutama Papanya, yang tidak menyetujui cintanya pada Laila.Sehingga membuat Laila menghilang meninggalkan dirinya. Dengan hati yang kalutdia masih merasa bahwa Laila juga mencintainya, dan mereka akan bertemu nanti.Singkat cerita konflik demi konflik dalam novel ini terjadi.
            Kekecewaan beberapa anggota keluargatermasuk Umar ketika tahu Papanya menikah lagi dengan Tante Salma. SebenarnyaMamanya sendiri tidak mempermasalahkan Papanya untuk menikah lagi, bahkan walauserumah dengan mereka. Bahkan Mamanya berusaha menyediakan tempat yang nyamanuntuk Tante Salma ketika kumpul keluarga agar tidak kikuk. Akhirnya, semuaanak-anak melihat Mamanya ikhlas-ikhlas saja akhirnya mereka pun ikhlas jugadan Tante Salma pun sudah mulai terbiasa dengan keluarga barunya.
            Ada tiga anak dalam keluarga yangasli Madura ini. Anak pertama bernama Farah Masrurah, kemudian Umar Al-Faruqdan terakhir adalah Intan Lu’lu’ul Maknun. Keluarga mereka adalah keluarga yangtenang dan nyaman. Namun, kenyamanan itu hilang ketika Intan yang bersekolah diYayasan Al-Hikmah akrab dengan temannya yang bernama Khairul.
            Mamanya memarahi karena pulangbersama Khairul dengan niatan mengantarkan Khairul yang rumahnya cukup jauh.Namun, ternyata itu tak membuat Intan kapok. Ternyata, setelah kejadian ituIntan malah sering tidak masuk sekolah, padahal Pak Surip setiap pagi selalumengantarkan Intan ke sekolahnya. Begitu pula dengan Khairul juga tidak masuksekolah, yang ternyata menurut  walikelas Intan Pak Hadi Andika, Khairul itu termasuk anak orang kaya.
            Kaget bukan kepalang Umar ketikatahu Khairul anak orang kaya. Pasalnya, Intan mengatakan bahwa Khairul adalahanak yang miskin karenanya dia ingin memberikan Khairul pekerjaan sampingansebagai pegawai foto copy milik mas Ihsan, ketua UKKI selama dua periodeberturut-turut (halaman 82).
            Singkat cerita, ternyata Khairul ituadalah anak rekan sekaligus rival bisnis Papa Umar, Pak Subarjo. Memang sejakdulu Pak Subarjo selalu mengganggu bisnis Pak Qamaruddin, Papa Umar. Selain itumemang ada motif balas dendam karena Papa Umar menikahi Faridah, Mama Umar yangternyata dulu pujaan hati Pak Subarjo.
            Setelah Umar dan Papanya ke Tretesuntuk menemui Pak Subarjo di Villanya yang kemungkinan ada Intan dan Khairul disana pula. Ternyata di sana Cuma hanya ada Pak Subarjo. Sedangkan akhirnyamereka semua tahu bahwa Intan dan Khairul yang sedang menuju Tretes jugakecelakaan di tengah jalan. Sepeda motor yang Khairul kendarai ditabrak mobildan mobil itu langsung lari.
            Mereka langsung dibawa ke rumahsakit Saiful Anwar Malang. Intan kritis tetapi akhirnya selamat dan Khairulmeninggal. Sejak saat itu Papa Umar menyuruh Umar menjadi pimpinan perusahaansementara, sedangkan Papanya fokus merawat Intan.
            Pertemuan Umar dengan Laila adalahsaat dia membuat lomba MTQ Mahasiswa. Dari foto peserta bernama Hidayah NazilahMahabbah, dia yakin orang itu adalah Laila. Namun, mengapa namanya berbeda dansangat pintar mengaji? Itu menjadi pertanyaan buat Umar. Apatah lagi ternyatapeserta tersebut menjadi pemenang.
            Ternyata, memang Laila sudahberganti nama saat menjadi santriwati di Jombang. Itu karena keinginan PapaUmar untuk menguji apa benar Laila ingin berubah. Dan ternyata benar, Lailaberubah bahkan telah hafal 30 Juz. Maka, di Jombanglah mereka bertemu setelahmendapatkan ujian atas kebenaran cinta mereka.
             Akhirnya, novel apik ini mengajarkan kitabeberapa hal. Yakni, Setiap rumah tangga pasti akan mengalami ujian, baik itubesar maupun kecil. Selain itu pula, kesejatian cinta itu perlu ujian dan jodohitu memang misteri. Maka, jika memang berjodoh maka akan bertemu, dan jikatidak maka akan bertemu juga. Nyaris sempurna karya pertama Abrar Rifai inijika saja tidak ada kesalahan tulisan yang cukup menganggu pembaca yang salahsatunya kita dapatkan di halaman 136 di kata masukkalanlah yang seharusnyamasukkanlah. Namun, walau begitu novel ini layak Anda miliki dengan kelebihandan hikmah yang terkumpul di dalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar