Selasa, 11 Juni 2013

(26-Resensi Buku 2013-Eramadina.com 11 Juni 2013) Surat Cinta Terakhir Teroris

Judul                          : Surat Cinta Untuk Kisha
Penulis                       : Bintang Berkisah
Penerbit                    : Diva Press
Tahun Terbit           : Januari, 2013
Jumlah Halaman   : 374 halaman
ISBN                           : 978-602-7640-55-9
Ramu dan Kisha adalah sahabat sejak kecil. Ramu merasakan rasa yang lebih dari sebuah persahabat terhadap Kisha. Ya, dia mencintai Kisha. Namun, semua itu dia pendam. Apatah lagi dia tahu Kisha disukai oleh orang lain dan Kisha pun menerima orang itu. Patah hati Ramu sejak itu, namun dia tetap sahabat setia bagi Kisha.

Perpisahan terjadi pada keduanya, karena Ramu harus pindah ke Gulama. Hal ini dikarenakan ayahnya menemukan pekerjaan yang lebih menjanjikan di sana. Inilah awal-awal surat Ramu pada Kisha tentang masa kecilnya, masa indah bersama Kisha yang tak terlupakan. Ada tujuh belas surat yang dia tulis untuk Kisha.

Di Gulama ayahnya mendapatkan pekerjaan yang gajinya lebih besar. Mereka dalam kecukupan dan mampu membeli rumah sendiri. Sambil dibantu juga dengan usaha sampingan ibunya yang menjual segala macam makanan di depan rumah mereka. Namun, sayang kepahitan terjadi ketika ternyata ayahnya ketahuan menjual bahan baku perusahaan secara gelap demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Bapaknya dipecat, limbunglah ekonomi keluarga. Dengan memahami kerja keras yang ayahnya lakukan, Ramu
tidak menyalahkan ayahnya sepenuhnya. Hingga suatu ketika ayahnya meninggal akibat kecelakaan.

Ramu menjadi tulang punggung keluarga. Ia makin makin giat bekerja.
Atas saran sang ibu, Ramu pun menikah. Dia memilih Sofia yang menjadi pendamping hidupnya. Sayangnya, ibunya meninggal terlebih dahulu sebelum cucunya lahir. Dalam waktu berdekatan anak Ramu pun menyusul neneknya ke haribaan Tuhan karena terkena demam berdarah. Sungguh, pahit hidup yang tak terelakkan.

Ditambah lagi setelah itu Sofia menceraikannya. Sedih dan pilu yang didapatinya. Segala macam ujian yang dia alami tersebut menjadi titik balik bagi Ramu. Untuk lebih mengenal Tuhannya. Lebih dekat lagi. Lebih banyak bersyukur dan ibadah kepadaNya. Sejak saat itu pola pikir dan sikapnya
berubah lebih religius. Bahwa semua yang ada di dunia haruslah hanya untukNya.

Sangat disayangkan, bukan karena ilmu agamanya yang masih sedikit dia menjadi ikut jaringan teroris. Justru itu karena rasa benci Ramu terhadap koruptor di negerinya yang semakin merajalela. Akhirnya, ia letakkan bom do sebuah pertemuan pejabat dalam dan luar negeri. Walhasil, meninggallah sebanyak 200 orang lebih (halaman 343).

Karena perbuatannya tersebut, dia ditangkap dan mendapatkan hukuman mati. Surat-surat tersebut ialah catatan masa lalu yang hendak ia diceritakannya pada Kisha hingga sampai masa eksekusi kematiannya.

Begitulah kisah yang terjalin dalam surat Ramu. Tak hanya  sekadar romantisme antara Ramu yang masih mencintai Kisha, namun juga ada keindahan alam tempat tinggal mereka. Juga ada kritikan-kritikan terhadap negeri tercinta, terutama masalah korupsi yang banyak menyengsarakan rakyat. Kelakuan yang seharusnya tak dilakukan oleh pemimpin yang dipilih oleh rakyat. Novel yang banyak memuat amanat yang layak kita apresiasi.

cover surat cinta untuk kisha
Oleh: Muhammad Rasyid Ridho (Alumni Ponpes Al-Ishlah, Bondowoso, Jawa Timur)
dimuat di Eramadina.com http://eramadina.com/surat-cinta-terakhir-teroris/

(25-Resensi Buku 2013-Berita99.com 10 Juni 2013) Kisah Mereka Yang Overdosis Cinta

Judul                         : Loverdosis
Penulis                      : Danessi Moore
Penerbit                    : Ping!!! (Diva Press)
Tahun Terbit              : April, 2013
Jumlah Halaman        : 163 halaman
ISBN                           :  978-602-255-068-6
Peresensi                   : Muhammad Rasyid Ridho, Ketua Journalistic Club Ikom UMM dan anggota  Forum Lingkar Pena Malang Raya. Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UMM.

Demam boyband dan girlband membuat siswa dan siswi di Lovasco High School juga ingin membuat boyband. Candle Boys adalah boyband terkenal di sekolah tersebut, yang digawangi oleh Syam Alfredo, Ken, Victor, Bruno, Jayden, serta si kembar Biko dan Biki. Mereka selalu membuat histeris siswi-siswi di sekolah tersebut.

Namun, kematian Syam, personel yang paling banyak fansnya membuat mereka kecewa. Termasuk salah dua dari personel persahabatan Firefly Girls, Cinmy dan Kania. Salah satu dari mereka Kyukyu tidak termasuk. Usut punya usut ternyata bunuh diri oleh Syam karena pacarnya selingkuh dengan salah satu rekannya di Candle Boys, Ken. Kekecewaannya terhadap pengkhianatan sahabatnya sendiri dan orang yang dicintainya membuatnya untuk nekad bunuh diri, itulah salah satu yang disebut oleh Loverdosis.

Kyukyu tokoh utama dalam novel ini memang tidak terlalu tertarik dengan hingar bingar pesona boyband yang banyak membuat siswi-siswi seumurannya mati kutu.  Dia lebih tertarik dengan melestarikan budaya. Menari Jawa plus dagelannya. Dia merasa harus ada di antara sekian banyak generasi yang sudah lebih banyak menyukai budaya luar, yang melestarikan budaya dalam negeri. Dia ingin menjadi salah satu yang melestarikan tersebut.

Kematian Syam ternyata membawa banyak perubahan bagi Cinmy  yang mungkin cinta mati, atau seperti yang disebut oleh Kyukyu adalah loverdosis, plesetan dari over dosis cinta. Bahkan sampai-sampai Syam hadir di mimpi Cinmy hampir setiap malam. Syam mengatakan kalau arwahnya masuk ke kucing kesayangan Syam yang ada di rumahnya. Syam meminta Cinmy untuk menjaganya.
Akhirnya, Cinmy mengajak Kyukyu untuk mengambil kucing kesayangan Syam tersebut. Dan mereka pun mendapatkan kucing tersebut. Namun, setelah itu Cinmy nggak pernah masuk sekolah. Hal ini membuat Firefly Girl kekurangan personelnya yang biasa membuat keramaian di antara mereka.

Sekolah pun ramai dengan datangnya artis baru yang akan menjadi personel baru Candle Boys pengganti Syam, Judit. Judit adalah teman kecil Kyukyu. Sama seperti Kyukyu dia juga suka melukis. Sejak kecil mereka sudah merasakan yang namanya cinta di antara keduanya. Ternyata sampai saat itu mereka pun masih saling cinta, namun Kyukyu masih tak mau mengungkapkan dan ia merasa belum siap dengan konskuensi cinta.

Namun, Judit tetap memaksa dan melakukan hal yang konyol yaitu bernyanyi malam-malam di depan rumah Cinmy ketika Kyukyu dan Kania menjenguk Cinmy. Ia menyanyikan lagu cinta khusus untuk Kyukyu. Namun, bukannya Kyukyu tersipu dan menerima Judit, tetapi malah menyiram Judit dengan air dan menyuruhnya pulang. Ini juga yang mungkin oleh Kyukyu disebut loverdosis.
Cinmy semakin sakit karena kehilangan kucing milik Syam. Bukan hanya itu, ternyata dia juga mengidap kanker otak. Singkat cerita dia meninggal akibat sakit parah yang dideritanya tersebut. Firefly Girl sedih kehilangan salah satu personelnya. Padahal mereka  berencana membuat girlband untuk menyaingi Young Girls. Namun, sampai saat itu mereka tidak terealisasikan karena kehilangan salah satu sahabatnya, Cinmy.

Begitulah, memang segala sesuatu di dunia ini tidaklah boleh berlebihan, termasuk cinta. Kiranya hal ini menjadi amanat dalam novel 163 halaman ini. Ada satu quote menarik dalam novel ini yang mungkin bermanfaat bagi pembaca, “Jangan terlalu berlebihan mencintai seseorang. Sesuatu yang berlebihan itu buruk. Segalanya bukan milik kita, semua hanya titipan. Tapi, bersungguh-sungguhlah menjaga titipan-Nya.” (halaman 157). Selamat membaca!

Karya-karya lainnya berupa cerpen, artikel, resensi, dan puisi juga dimuat di beberapa media offline maupun online, antara lain di Kompas, Jawa Pos, Koran Jakarta, Radar Surabaya, Malang Post, Republika, Harian Surya, Metro Riau, Majalah Matan,  Majalah Gizone, Majalah Sabili, Koran Kampus UMM Bestari, Kompas.com Okezone.com, Annida online, Eramuslim.com, Analisisnews.com, Dakwatuna.com, Fimadani.com, Rimanews.com, Wawasanews.com, Wasathon.com, Radarseni.com, nusumenep.or.id, berita99.com, eramadina.com,  Minimagz Gen_M2.
*dimuat di berita99.com http://www.berita99.com/review/8152/kisah-mereka-yang-overdosis-cinta

cover loverdosis

(24-Resensi Buku 2013-nusumenep.or.id 9 Juni 2013) Mengenal Pemimpin Punakawan Lebih Dekat

Judul: Semar & Kentut Kesayangannya Penulis: Deny Hermawan Penerbit: Diva Press Tahun Terbit: Januari, 2013 Jumlah Halaman: 190 halaman ISBN: 978-602-7641-82-2 Peresensi: Muhammad Rasyid Ridho
Jawa adalah salah satu etnis terbesar di Indonesia. Banyak peninggalan sejarah masa lalunya bisa kita temukan. Begitu pula dengan budayanya yang –tidak semua orang- bagi sebagian orang dilestarikan. Khususnya, mereka yang sudah tua. Namun, generasi muda kebanyakan sudah enggan walau hanya mengenal saja.

Maka, buku ini hadir untuk mengenalkan lebih dekat salah satu ikon sangat terkenal dalam sejarah Jawa, Semar namanya. Semar merupakan tokoh pewayangan ciptaan pujangga lokal asli nusantara. Tidak akan ditemukan di dalam buku asli Mahabharata dan Ramayana. Statusnya sebagai abdi, namun keluhurannya sejajar dengan Prabu Krishna-dalam kisah Mahabharata- yang merupakan awatara Wisnu. Jika dalam versi asli Bharatayuda penasehat pihak pandawa hanya Krishna seorang, maka dalam pewayangan jumlahnya ditambah menjadi dua, yakni Semar (halaman 11).

Dalam pewayangan Semar sebagai pengasuh golongan kesatria, sedangkan Togog sebagai pengasuh kaum raksasa. Anak asuh Semar akan selalu mendapatkan kemenangan dari anak asuh Togog. Ini adalah simbol. Semar merupakan gambaran perpaduan rakyat kecil sekaligus dewa kahyangan. Yang apabila pemerintah dalam hal ini para kesatria anak asuh semar mendengarkan suara rakyat kecil bagaikan suara tuhan, maka Negara yang dipimpinnya akan unggul dan sentosa.

Semar dan Togog adalah kakak adik yang rakus ingin menjadi penguasa di bumi. Kemudian keduanya bertaruh jika bisa memakan gunung maka dia akan menjadi penguasa di bumi. Semar memakan gunung semuanya hingga tidak bisa mengeluarkan lagi. Maka, jadilah tubuhnya begitu. Sedangkan Togog, makan sedikit demi sedikit dan hasilnya dia menjadi raksasa.

Secara fisik semar memiliki kekhasan yang unik dan memiliki makna simbolisasi dualisme yang ada di dunia. Bulat tubuhnya simbol dari bumi tempat tinggal manusia dan makhluk hidup lainnya. Senyum dan sembab mata semar merupakan simbol suka dan duka yang ada di dunia ini. Semar terlihat tua tapi gaya rambutnya kuncung seperti anak kecil, ini sebagai simbol tua dan muda. Berkelamin laki-laki tetapi memiliki payudara, yang merupakan simbol maskulinitas dan feminitas. Semar juga digambarkan sebagai penjelmaan dewa, namun hidup sebagai rakyat jelata. Ia juga berdiri sekaligus jongkok, merupakan simbol manunggalnya bawahan dan atasan, manunggalnya yang profane dan sakral, manunggaling kawula lan gusti (halaman 14).

Dalam pewayangan, penasehat spiritual sekaligus teman bercengkrama yang menghibur, begitulah tugas punakawan. Semar adalah orang nomor satu di Punakawan. Biasa juga disebut Begawan Ismaya atau Hyang Ismaya. Pembawaannya tenang, sederhana, rendah hati, tulus dan tidak munafik. Sosok Semar kemungkinan awalnya hanya manusia biasa, namun dalam perjalanan pewayangan mendapatkan pengembangan baik sebagai awatara dalam hindu ataupun Nabi utusan Tuhan dalam agama-agama samawi. Badranaya adalah nama lainnya di dalam tradisi Jawa yang berarti bebadradengan arti membangun sarana dari dasar dan naya/nayaka berarti utusan. Jika digabungkan Semar adalah utusan Tuhan demi kesejahteraan manusia.

Bagi masyarakat kejawen Semar dihormati dan dipercaya sebagai sosok spiritual pelindung yang memberi berkah dan keselamatan bagi pemujanya. Semar juga dipercaya menitis menjadi Ki Sabdo Palon, yang konon adalah penasihat spiritual raja Majapahit di era keruntuhannya (halaman 17).
Saking beraneka ragam versi Semar di nusantara, maka hampir setiap daerah Semar dan Punakawan bisa dikatakan berbeda antara satu dengan lainnya. Misal di Jawa Tengah, Semar selalu disertai anak-anaknya. Yaitu Gareng (Sulung), Petruk (tengah), dan Bagong (bungsu). Dalam pewayangan Sunda anak-anak Semar yang sering ditampilkan dalam wayang golek adalah Cepot (sulung), Dawala (tengah), Gareng (bungsu). Di Jawa Timur, Semar hanya memiliki satu anak saja yakni Bagong dan Bagong memiliki anak yang bernama Besut. Sedangkan, di Cirebon, Semar disebut memiliki delapan anak. Yaitu, Gareng, Duwala, Bagong, Curis, Bitarota, Ceblok, Cungkring, dan Bagol Buntung.

Deny Hermawan sebagai penulis buku ini tidak saja menyajikan sejarah asal-usul Semar beserta bagaimana Semar dikenal di kawasan Nusantara. Penulis juga memberikan situs-situs sejarah yang konon peninggalan Semar. Salah satunya Gua Semar di Dieng, Jawa Tengah. Presiden ke 2 RI, Soeharto sempat menjalan ritual dari tempat ke tempat lain, termasuk Gua Semar yang terakhir. Konon, di tempat tersebut Soeharto mendapatkan wangsit untuk menjadi Presiden.

cover diambil dari rimanews.com
Begitulah buku yang berisi 190 halaman ini hadir di tengah-tengah kita, untuk mengenalkan salah satu budaya asli Indonesia, terutama Semar. Walau tidak mempercayai paling tidak kita bisa memahami sejarah bagaimana nusantara dahulu kala. Dari itu kita bisa belajar, agar Negeri ini semakin baik ke depannya dengan nilai-nilai yang luhur. Serta menjadi lebih menjaga budaya dan sejarah yang dimiliki, sebelum budaya yang dimiliki direbut orang lain.

Muhammad Rasyid Ridho, Alumni Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso. Penulis Tinggal di Malang.

*dimuat di  nusumenep.or.id  9 Juni 2013 http://nusumenep.or.id/mengenal-pemimpin-punakawan-lebih-dekat/

Rabu, 05 Juni 2013

(22-Resensi Buku 2013-Rimanews..com 2 Juni 2013) Fenomena Facebook Sebagai Tuhan Tanpa Sadar

Judul buku ini cukup kontroversial. Facebook sebagai tuhan? Ah, masak ada mungkin begitu fikir kita. Mari nikmati penjabaran ini. Dalam sajian pengawalnya Nurudin penulis buku ini mengemukakan. Kita akan mudah mendapatkan orang membuat status facebook, ngetweet, dan mengupload foto-foto yang dianggapnya keren dalam akun-akun jejaring sosial yang dimilikinya. Mereka menganggap semua itu adalah eksistensi dirinya. Menurut Erik Qualman, orang yang berperilaku demikian disebut dengan braggadocian behavior (braggart berarti pembual atau penyombong) (hal iii).

Bukan tanpa dasar pula Nurudin menyebut facebook sebagai tuhan baru. Dalam realitasnya Tuhan dalam arti monoteisme adalah tempat bergantung manusia. Dialah sesembahan dan tujuan akhir manusia untuk mencari tujuan hidup. Tuhan akan dijadikan sebagai sebab utama (causa prima). Inilah sebagai tempat bergantung manusia.

Jika ada sebagian manusia yang menjadikan nafsu sebagai perilaku sehari-harinya, maka bisa dikatakan dia menjadikan nafsu sebagai tuhannya. Ada pula manusia yang menjadikan uang sebagai tuhan. Ketika manusia selalu mengukur sesuatu dengan uang, semua hidupnya hanya berorientasi uang (halaman 167).

Nah, hubungan Facebook sebagai tuhan baru yakni ketika manusia itu sangat tergantung dengan facebook. Coba kita perhatikan, bagi orang yang sudah tergantung dengan facebook, maka yang pertama kali yang dia ingat ketika bangun tidur adalah facebook. Terlebih lagi mereka akan tidak tahan ketika seharian saja tidak membuka facebook, bahkan sejam saja tidak membuka facebook mungkin akan pusing sendiri melebihi pusingnya dengan masalah kehidupannya yang lain (168-169).

Yang akan menguatkan perkataan Nurudin yakni kita mudah pula menemukan fenomena facebook menjadi tempat berkeluh apapun itu. Saat sakit, saat capek, sampai saat diputus pacar dan juga berdoa kepada tuhan melalui facebook. Nah, tak ubahnya ini dengan penghambaan kepada facebook bukan? Apakah tuhan akan mendengar doa melalui facebook? Sewajarnya tak perlu doa itu dipamerkan atau melalui status di facebook. Bukannya doa akan terkabul namun malah menjadi syirik karena telah menanggap facebook sebagai tuhan (halaman 170).

Pembahasan tentang tuhan baru sebenarnya hanyalah satu tulisan dalam buku ini. Buku ini memang buku yang berisi kumpulan tulisan Nurudin yang pernah dimuat di media massa atau hanya dia post di blog pribadinya. Karena memang Nurudin adalah Dosen Ilmu Komunikasi di Universitas Muhammadiyah Malang. Maka, tulisan-tulisannya dalam buku ini banyak yang bersangkut-paut dengan media massa.

Kumpulan tulisan dalam buku ini terbagi dalam 5 bagian. Sayangnya ada kesalahan dalam pengantar penulis (v), dalam pengantar tertulis terdiri dari 3 bagian saja, padahal yang benar terdiri dari 5 bagian. Bagian pertama membahas tentang hidup dengan tetangga bernama media massa. Bagian ini membahas antara lain tentang kampanye pemilihan Presiden di televisi, tentang opini publik tentang perseteruan Cicak vs Buaya, Second Reality media massa pun dibahas dalam bagian ini. Inti pembahasan ini, saat ini kehidupan kita bertetangga dengan media massa, maka mau tak mau hidup kita akan bersinggungan dengan namanya media.

Bagian kedua membahas pergeseran media massa. Bagian ini akan dikemukakan bagaimana seharusnya media massa ini membuat keharmonisan di masyarakat, tetapi kenyataannya justru menjadi pemecah dan memperlebar masalah. Media massa yang harusnya mencerdaskan malah menjadi sumber kebodohan dan pengikis sikap kritis masyarakat. Contohnya, kiprah televisi dalam meruntuhkan budaya baca (halaman 67).

Bagian ketiga membahas yang menjadi judul di atas, media sosial dan munculnya revolusi komunikasi. Seperti pembahasan di atas di dalamnya berisi tentang ketika media sosial menjadi tuhan dan juga media sosial sebagai sarana kemenangan revolusi di Timur Tengah (halaman 182).

Bagian keempat membahas tentang media massa dan kepentingan yang mengitarinya. Tentu saja media Indonesia yang saat ini dalam keadaan bebas kebablasan, pasti adanya sarat dengan kepentingan. Entah kepentingan pemerintah atau kepentingan politik pengusaha yang memilikinya. Ini akan lebih terlihat ketika menjelang pemilu contohnya, media massa terutama televisi akan jadi lahan kepentingan (halaman 109).

Bagian kelima sekaligus terakhir membahas tentang media massa yang ideal saat ini yang ternyata omong kosong. Di dalamnya berisi tulisan antara lain tentang propaganda media massa Amerika dan memberikan social punishment terhadap televisi dengan menekan tombol off ketika yang ditayangkan tidak bermutu dan tidak memberikan manfaat kecuali kebodohan (halaman 225).

Ada kata yang terlewat oleh editor buku ini padahal terdapat di awal (pengantar penulis) terdapat kata “kemundulan” yang seharusnya “kemunduran.” Terlepas dari kesalahan yang beberapa saya sebutkan di atas, buku ini tetap layak Anda baca. Guna memperluas pengetahuan dan memiliki pemahaman tentang media literasi. Karena dalam buku ini Nurudin tak hanya mengkritik namun memberikan solusi dalam tiap kritikannya dengan bijak.

Judul : Tuhan Baru Masyarakat Cyber di Era Digital

Penulis : Nurudin

Penerbit : Aditya Media Publishing

Tahun Terbit : PertamaNovember, 2012

Jumlah Halaman : 238 halaman

ISBN : 978-602-9461-40-4

Peresensi : Muhammad Rasyid Ridho, Ketua Journalistic Club Ikom UMM dan anggota Forum Lingkar Pena Malang Raya. Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UMM.
*dimuat di Rimanews.com 2 Juni 2013, http://www.rimanews.com/read/20130602/105121/fenomena-facebook-sebagai-tuhan-tanpa-sadar
cover tuhan baru

Rabu, 29 Mei 2013

(18-Resensi Buku 2013-Majalah Matan April 2013) Buku Autokritik Untuk Paham Mazhab Hanbali

Judul                            : Pilih Islam atau Mazhab?
Penulis                          : Hasan bin Farhan Al-Maliki
Penerbit                       : Noura Books
Tahun Terbit                : Pertama, Januari 2013
Jumlah Halaman          : 368 halaman
ISBN                           :  978-602-7816-00-8
Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Ketua Journalistic Club Ikom UMM dan anggota  Forum Lingkar Pena Malang Raya. Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UMM.
            Kemunduran peradaban dan kemunduran kekuatan umat Muslim saat ini tak bisa kita mengelaknya. Sangat jarang sekali di antara sebagai pemeluk Islam mencari permasalahan sekaligus solusi apa yang mesti kita lakukan demi mengembalikan kejayaan Islam seperti dulu. Dari yang jarang tersebut bisa kita temukan dari Hasan bin Farhan Al-Maliki. Seorang yang mengaku bermazhab Hanbali menulis buku yang berjudul asli Qira’ah fi kutub al-‘Aqa’id al-Madzhab al-Hanbali Namudzajan.
            Dalam terjemahannya buku ini berjudul, Pilih Islam atau Mazhab. Buku ini berpijak pada ayat yang berbunyi begini, “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka itu menjadi (terpecah) berkelompok-kelompok, sedikit pun itu bukanlah tanggung jawabmu (Muhammad) atas mereka. Akan tetapi, urusan mereka (terserah) kepada Allah. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan,” (QS Al-An’am (6): 159). Selain ayat ini ada dua ayat lain di QS Al-Nisa’ (4): 135  dan di QS Al-Ma’idah (5): 8 (halaman vii).
            Inti dari ayat itu kesemuanya adalah persatuan Islam dan memang apa yang diinginkan penulis bermazhab Hanbali adalah ukhuwah Islamiyah yang sudah sulit ditemukan. Karena seringkali kita temukan, sama-sama pemeluk Islam dan hanya berbeda mazhab saja sudah saling menghujat, saling membid’ahkan, bahkan saling mengkafirkan.
            Dalam buku ini penulis fokus pada satu mazhab untuk dikritik, lebih tepatnya autokritik. Yakni mazhab yang diakui diikutinya, Mazhab Hanbali yang menurutnya perlu kritikan yang membangun, karena Imam Ahmad sandaran Mazhab Hanbali tidaklah ma’shum. Bisa saja berbuat dan mengatakan kesalahan.
            Pada pendahuluan buku ini pembaca akan disuguhi dengan berbagai macam pemikiran yang menurut penulis harus diketahui umat. Salah satu permasalahan umat hingga pecah belah ini adalah masalah kerancuan istilah dan definisi. Termasuk di dalamnya adalah definisi akidah yang sebenarnya tak ada dalam Islam (Al-Qur’an dan Hadits). Sebenarnya, kata akidah itu cukup dengan kata iman, yang sejak zaman awal Islam telah dikenal tidak seperti aqidah yang baru ada di zaman ulama belakangan. Tersebab kitab akidah saling berseteru itulah maka mundurlah Islam, termasuk ketika jatuhnya Bagdad dan terjajahnya negeri Syam dan Palestina di tangan Kaum Salib (halaman 37).
            Pada dasarnya semua imam mazhab melarang pengikutnya bertaklid padanya, termasuk Imam Ahmad bin Hanbali ketika datang seseorang yang bertaklid padanya dan menyatakan pendapatnya berbeda dengan Ibn Al-Mubarak. Imam Ahmad berpesan padanya, “Sungguh, Ibn Al-Mubarak itu bukan orang yang turun dari langit, tetapi kita diperintahkan untuk menggali ilmu yang datang dari langit.” Imam Ahmad juga berkata, “Janganlah kalian mengikuti pendapatku, jangan pula mengikuti pendapat Imam Malik, Imam Syafi’I, dan Imam Al-Tsauri! Galilah dari sumber mana mereka mengambil ilmu.” (halaman 4)
            Bab kedua buku ini berusaha melacak asal-usul perselisihan akidah yang menyebabkan umat mundur. Pada intinya semuanya adalah pertikaian politik. Bisa kita lihat ketika zaman kekhalifahan Bani Umayah banyak ulama dekat dengan pemerintahan. Akibatnya, ulama menjadi alat untuk membubuhi sikap taklid dan membenci pada selain mazhabnya. Umayah yang sejak awal memang membenci Ali dan keluarganya, akhirnya meminta ulama untuk mengatakan syiah itu sesat. Padahal, tidak semua syi’ah ekstrem. Maka ketika kekhalifahan Syiah naik, keberadaan Bani Umayah terancam karena syi’ah balas dendam, tentunya itu syiah ekstrem.
            Pada bab terakhir yang paling panjang adalah kritik terhadap Akidah Mazhab Hanbali. Menurut penulis yang bermazhab Hanbali ini kitab Akidah Mazhab Hanbali tidak luput dari kesalahan. Termasuk pengafiran dan tuduhan bid’ah terhadap Imam Abu Hanifah. Namun, penulis masih meragukan hal itu dilontarkan oleh Imam Ahmad (halaman 205). Karena bisa jadi kitab As-Sunnah itu diubah ketika beliau wafat demi kepentingan politik Bani Umayah.
            Selain itu dalam kitab Akidah mazhab Hanbali juga terdapat pemalsuan hadis dan sikap tajsim dan tasybih. Ada sebuah riwayat dalam sebuah kitab As-Sunnah (1/293) yang berbunyi, “Ketika Allah Swt. berfirman kepada Musa a.s., Dia memakai jubah bulu domba, tutup kepala dari bulu domba, dan sandal dari kulit keledai yang masih kasar.” Padahal hadis ini tidak sesuai syariat dan hadis sahih lainnya juga merendahkan Zat Ilahiah (halaman 241). Selain itu masih banyak hadis palsu dan kejanggalan dalam kitab Akidah mazhab Hanbali. Namun, perlu diketahui pula hampir semua kitab akidah dari mazhab apapun memuat kejanggalan dan kesalahan.
            Sebagai autokritik, buku ini secara khusus memang sangat bagus dibaca oleh pengikut mazhab Hanbali dan secara umum untuk semua mazhab umat Islam agar memahami semua imam mazhab mereka bisa saja salah dan kita bisa rendah hati menerima kebenaran dari mazhab lain serta menghindari sikap taklid dan meninggalkan perdebatan furu’. Semua itu bertujuan untuk bersatunya Islam dan menyongsong kehidupan yang lebih baik di masa depan.

            Maka benar endorsement buku ini yang ditulis oleh Abdul Mu’ti (Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah), “Buku ini memberikan perspektif yang luas mengenai akar-akar perbedaan pendapat dan mazhab di dalam Islam. Mengajak pembaca untuk menyikapi perbedaan mazhab secara arif, lapang dada, dan dewasa serta lebih mengutamakan Islam di atas fanatisme mazhab dan primordialisme golongan.”

*naskah sebelum diedit oleh redaksi

halaman dimuat di  Majalah Matan

(21-Resensi Buku 2013-Wasathon.com 28 Mei 2013) Dahsyatnya Doa Seorang Perempuan

Judul                            : Tolonglah Hamba-Mu Ini…
Penulis                          : Sides Sudyarto Ds
Penerbit                       : Diva Press
Tahun Terbit                : Maret, 2013
Jumlah Halaman          : 228 halaman
ISBN                           :  978-602-7640-48-1
Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Ketua Journalistic Club Ikom UMM dan anggota  Forum Lingkar Pena Malang Raya. Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UMM.
            Jodoh adalah salah satu misteri dalam kehidupan. Tak ada satupun manusia di dunia ini yang mampu meramal siapa jodohnya. Karena semua itu sudah ditetapkan dalam lauhul mahfuz, tersimpan rapi siapakah yang akan menjadi jodoh kita kelak. Walau begitu, tugas manusia tetap adalah berusaha, mencari siapa yang akan dia nikahi kelak. Sesuai dengan kecocokan yang dia rasakan.
            Arief Wicaksana adalah anak desa yang miskin. Namun, dengan segala tekadnya yang kuat dia bisa menembus berbagai macam ‘kejamnya’ Ibukota, Jakarta. Dia telah menyelesaikan sarjananya sastranya dengan hasil sebagai mahasiswa dengan predikat terbaik. Walau tanpa orang yang disayanginya, Ibu, Bapak juga Itoh panggilan dari Masyitoh kekasih yang telah menunggunya selama lima tahun. Wisuda tetap berkesan karena banyak kado dari mereka yang juga telah diwisuda yang banyak dibantu oleh Arief (halaman 32).
            Semua itu karena Sasmita (Sastra Kami, Sastra Kita) sebuah kelompok belajar yang dia gagas. Dia banyak kenal orang di sana yang tanpa payah dan bosan dia bombing ketika mengalami kesulitan. Mereka diantaranya, Eka Sari Estika anak gadis pengusaha batik di Purwodiningratan, Nyoman Puruhita anak seorang pengusaha kaya di Singaraja, dan Simangunsong anak seorang perwira di Medan.
            Karena keluwesan dan wawasannya yang luas, baru saja lulus kuliah di sudah mendapatkan pekerjaan. Bapak Nyoman Puruhita yang ingin membuat sebuah media massa (koran) menjadikan Arief konsultan, begitu pula bapak Simangunsong ingin memberi manfaat kepada masyarakat dengan membuat Universitas juga menjadikan Arief konsultan, dan Eka Sari Estika yang memulai bisnis batiknya juga menjadikan Arief sebagai konsultan. Sungguh beruntung Arief memang, ditengah kegalauan sarjana akan berkerja di mana namun Arief tanpa mencari pun sudah mendapatkannya.
            Sebenarnya pula dia ingin melanjutkan studinya. Namun, karena Itoh telah lama menunggunya dia ingin segera melamar dan menikahinya. Begitu pula bekerja akan semakin memudahkannya untuk membiayai orang tuanya menuju tanah suci. Namun, sayang rencana hanya rencana sampai saat ini masih ada masalah yang belum bisa diselesaikan terkait hubungannya dengan Itoh.
            Ibu Itoh suka lelaki yang pandai serta reliji sedangkan Bapaknya ingin orang yang kaya. Perbedaan ini seringkali menjadi masalah bagi Itoh. Karena Itoh lama tinggal di pesantren bersama neneknya sebagai pemimpin, perdebatan yang seringkali Ibu Itoh mengalah itu tidak diketahuinya.
            Bapaknya telah menyiapkan seorang lelaki bernama Muhammad Arifullah untuk menikahi Itoh. Namun, karena Itoh sudah sreg dengan Arief dia rasa cukup Arief dengan Arief saja yang dia lanjutkan. Ayahnya yang juga belum mengenal Arief dekat selalu menolak dan ingin Arifullah saja.
            Sedikit hati bapaknya terbuka ketika Ibu Itoh sakit dan Arief berusaha agar pihak rumah sakit mau menangani yang awalnya enggan menangani karena dianggap tak bisa membayar biayanya kelak. Namun, walau begitu tetap saja Bapak Itoh masih membawa Arifullah untuk dikenalkan kepada Itoh. Arief sendiri tetap dengan tekadnya, dia tidak akan meninggalkan meninggalkan Itoh dan berkhianat, lebih baik dia ditinggalkan dan dikhianati. Jika memang begitu akhirnya dia bisa saja akan memilih Eka Sari untuk menjadi pendamping hidupnya.
            Singkat cerita, Itoh diusir dari pesantren oleh Bapaknya karena tidak mau mendengar kata bapaknya untuk menikah dengan Arifullah. Itoh pergi ke rumah Arief dan tinggal di sana. Sembari membantu kebutuhan hidup orang tua Arief dan membantu pembangunan pesantren putri yang dia dan Arief gagas untuk didirikan di daerah Arief. Berkat doanya, semuanya berjalan lancar, termasuk pekerjaan Arief pun lancar.
            Novel ini tak hanya menyajikan romantisme perjuangan dua anak manusia yang saling mencintai. Namun, juga memberikan banyak pengetahuan tentang membaca dekat, cara menjadi mahasiswa terbaik, pengetahuan agama dan filsafat serta dahsyatnya doa seorang perempuan. Buku ini sangat menginspirasi dan layak Anda baca!


cover Tolonglah Hamba-Mu Ini..

(20-Resensi Buku 2013-Tribun Jogja April 2013) Hidup Semanis Buah Blackberry

cover blackberry
Judul                            : As Sweet as Blackberry
Penulis                          : Sienta Sasyika Novel
Penerbit                       : de Teens (Diva Press)
Tahun Terbit                : Maret, 2013
Jumlah Halaman          : 272 halaman
ISBN                           :  978-602-7723-36-8
Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Ketua Journalistic Club Ikom UMM dan anggota  Forum Lingkar Pena Malang Raya. Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UMM.
            Hidup memang penuh dengan misteri, yang terkadang berisi keburukan dan ketidakbaikan seringkali kita anggap adalah kepahitan hidup. Padahal, tidak bisa segitu mudahnya untuk menjudge bahwa hidup ini begini dan begitu. Karena Tuhan menghidupkan kita bukan untuk kesia-siaan. Kita hidup selalu dalam pemanis buatan Tuhan. Layaknya manis buah blackberry.
            Sienta Azadirachta. Anak keluarga yang cukup kaya. Suka sekali dengan hal yang berbau anime. Sampai dandanannya seringkali meniru tokoh-tokoh anime yang dia suka, salah satunya tokoh Misa yang gotik di Death Note.  Punya kakak yang bernama Rama yang kini kuliah di kedokteran. Selain itu dia juga suka dengan Novel Blackberry.
            Sienta cukup takut dengan cerita-cerita horror, terutama karena seringkali sahabatnya Agnes bercerita padanya tentang film-film horror. Sampai akhirnya tidur di kamarnya saja dia takut. Karena pemandangan jendela di kamarnya hanya bisa memandang sebuah rumah persis samping rumahnya yang telah lama ditinggal penghuninya. Seram kata Sienta yang akhirnya seringkali meminta tukar kamar dengan Rama.
            Ketakutan Sienta mulai Sirna, ketika tahu bahwa rumah tetangga itu akan berpenghuni. Teman Papanya yang tinggal di Jakarta akan pindah ke rumah yang mengerikan tersebut. Riang bukan kepalang Sienta. Bahkan tahu kalau teman Papanya itu punya anak lelaki seumuran dia, dia semakin membayangkan bahwa itu sangat menyenangkan dan bisa saja mengakhiri masa jomblonya dengan berpacaran dengan anak teman Papanya.
            Namun, harapan baik ketika teman Papanya sudah menginjak di rumah seram tersebut tak terjadi. Sienta yang masih agak canggung sengaja sebelum masuk ke rumah tetangganya tersebut berkaca-kaca di mobil yang dia kira milik tetangga barunya itu. Sial, ketika dia mencoba memperbaiki penampilannya mobil itu digas oleh pengemudinya dan asap knalpot mengenainya. Rusak sudah penampilannya. Sienta mengambil batu, dengan marah yang sangat dia memlemparkan batu yang dia pegang ke mobil tersebut hingga sedikit penyok (halaman 38).
            Pemilik mobil yang bernama Bintang yang juga anak teman Papanya tersebut keluar. Cukup kaget Sienta dengan penampilan Bintang yang keren, cakep atletis nggak kalah dengan Rangga, cowok yang diam-diam Sienta sukai. Mereka bertengkar hebat namun sikap sok dan nggak mau kalahnya Bintang buat Sienta nggak suka. Sungguh awal perkenalan yang sangat tak nyaman.
            Namun semakin hari mereka semakin akrab dengan saling mengejek kejelekan masing-masing. Mereka berdua pun merasakan tanpa sadar, hal itu mempunyai kenyamanan tersendiri. Apatah lagi ketika Sienta melihat Rangga berciuman dengan Rissa, patah hati Sienta dan hancur harapnya sudah tak berkesudahan.
            Namun, ternyata Rissa hanya menjadikan Rangga sebagai alat untuk dimanfaatkannya. Rissa menyukai Bintang. Namun, Bintang tak suka karena di hatinya masih ada mantan pacarnya Sindy, artis muda yang mulai naik daun. Bahkan meskipun Bintang tahu Sindy sudah mempunyai tunangan.
            Untuk menghindari Rissa, Bintang meminta pertolongan Sienta untuk berpura-pura menjadi pacar Bintang. Walhasil, ketika mereka di depan Rissa, Sienta tanpa sengaja mengatakan bahkan mereka juga telah bertunangan. Dan karena itulah Bintang memberinya cincin agar dikira bahwa pertunangan mereka memang benar.
            Singkat cerita, Rangga diputus Rissa. Bintang seakan kembali pada Sindy yang tunangannya meninggal saat kecelakaan. Rangga mendekati Sienta yang dia tahu menyukainya sejak dulu. Namun, Rangga terlambat Sienta sudah mencintai orang lain, Bintang yang ternyata juga penulis novel yang sangat dia sukai, Blackberry. Dan berakhir Bintang mengucapkan kesungguhan cintanya kepada Sienta di depan banyak orang saat priemer film terbaru yang disutradarai oleh saudaranya dan dibintangi salah satunya oleh Rissa. Patah hati sangat Rissa. Acara berakhir dengan romantisme keduanya.

            Begitulah hidup. Tak selamanya ada pahit, dibalik itu semua pasti ada manis, itulah yang bisa kita ambil dari novel remaja ini. Buku ini cocok Anda baca sebagai teman penghabis waktu yang menghibur, sekaligus mengambil makna positif di dalamnya.

*dimuat di tribun jogja 5 Mei 2013 sebelum judul diganti redaksi.

halaman di tribun jogja







Senin, 27 Mei 2013

(19-Resensi Buku 2013-Dakwatuna.com 8 Mei 2013) Nasehat Untuk Wanita Akhir Zaman


Judul                            : Jadilah Bunga Akhir Zaman
Penulis                          : Dr. Muhammad bin Abdurrahman al-Arify
Penerbit                       : Tinta Medina
Tahun Terbit                : Pertama, 2012
Jumlah Halaman          : 140 halaman
ISBN                           :  978-602-9211-54-2
Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Ketua Journalistic Club Ikom UMM dan anggota  Forum Lingkar Pena Malang Raya. Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UMM.
            Islam adalah satu-satunya agama yang memperlakukan wanita begitu mulianya. Hal ini karena dalam Islam wanita adalah makhluk yang diciptakan begitu indah dan menyenangkan. Maka Islam dengan tegas melindungi wanita dengan mengajak mereka menutupi kecantikan mereka dengan jilbab, sehingga tidak menyebabkan hadirnya pikiran kotor lelaki yang berniat jahat padanya. Hijab, inilah sebutannya, agar tidak tampak aurat mereka kepada orang lain, yang memungkinkan terjadinya sesuatu yang tidak dikehendaki, misalnya pelecehan seksual yang kini semakin marak terjadi di tengah masyarakat.
            Dr. Muhammad bin Abdurrahman al-Arify dalam bukunya yang berjudul Jadilah Bunga Akhir Zaman menguraikan banyak hal, nasehat untuk seluruh muslimin terutama kepada muslimah. Di akhir zaman, segala sesuatu semakin termudahkan dengan tekhnologi yang semakin canggih. Begitu pula kejahatan akan termudahkan, dengan ketajaman tekhnologi bak sebilah pisau. Muslimah pun semakin rentan menjadi korban kejahatan tekhnologi yang ada. Salah satunya, bagaimana iklan segala sesuatu saat ini seringkali diperankan oleh wanita dan pasti mengumbarkan tubuh sang wanita. Inilah terjadinya terjadinya bias makna iklan, antara menjual produk atau wanita.
            Syaikh Muhammad berupaya untuk membawa muslimin dan muslimah memegang teguh agama ini dengan ikhlas. Beliau memberikan kisah-kisah nyata terdahulu sampai yang terjadi saat ini. Seperti kisah Masyitah pembantu Fir’aun yang menyembah Allah. Karena, kegigihannya memegang tali Allah, dia tidak mempermasalahkan hukuman yang diberikan Fir’aun karena tidak mau menyembahnya. Di akhir kisah Masyitah dan anak-anaknya harus mati setelah diceburkan ke periuk yang berisikan air mendidih (halaman 24-39). Begitu pula, ada cerita kisah istri Fir’aun, Asiyah yang harus mati karena menolak menyembah suaminya.
             Ada pula kisah nyata seorang perempuan Rusia yang akhirnya masuk Islam karena ditolong oleh lelaki muslim-shalih dari ‘perdagangan’ perempuan. Ketika orang tuanya tahu, wanita Rusia ini disiksa habis-habisan dan dipisahkan dari suaminya. Sampai akhirnya, wanita Rusia itu bebas dan tetap dengan keislamannya. Sungguh, kisah yang seharusnya menjadi teladan muslimah saat ini.
            Khadijah pun termasuk wanita yang sangat mulia dan begitu hebat karena telah sangat banyak membantu penyebaran awal mula Islam. Dia menjadi istri sekaligus penguat Nabi dalam menjalankan risalahNya. Seluruh kekayaannya diberikan untuk kejayaan Islam. Begitu hingga meninggal. Kita juga akan mendapatkan Ummu Sulaim yang ketika Abu Thalhah ingin menikahinya hanya memberikan satu syarat yakni mahar dengan masuk Islamnya Abu Thalhah. Dia termasuk muslimah cantik juga cerdas, dia adalah muslimah yang mendidik-mendorong suaminya untuk gigih berdakwah, jihad dan istiqomah dalam ketaatan pada Allah SWT. Sampai pecah perang Uhud dan Abu Thalhah menjemput syahidnya dengan sepuluh tusukan dibadannya. Begitu mulianya Ummu Sulaim sehingga mampu menjadikan suaminya yang awalnya menolak Islam, menjadi salah satu muslim yang berjasa bagi Islam.
            Dalam bab Wanita Miskin dalam buku ini Syaikh Abdurrahman juga menceritakan sebuah kisah nyata. Pernah ditanyakan kepada beberapa orang lelaki, “Apa yang menyebabkan kalian membuntuti wanita yang berada di mall. Lalu bagaimana pandanganmu terhadap wanita yang mengacuhkanmu?”
            Mereka menjawab, “Demi Allah, sesungguhnya kami hanya menghinanya, mempermainkannya, dan menahannya. Jika kami sudah puas, kami akan menendangnya dengan kaki.”
            Ada juga yang berkata, “Demi Allah, wahai Syaikh, sesungguhnya apabila aku pergi ke pasar dan melihat wanita yang menjaga kehormatannya, dirinya sempurna menutup aurat, dia menjadi mulia dalam pandanganku dan aku tidak sanggup mendekatinya. Bahkan, demi Allah jika aku melihat seorang mendekatinya, aku akan membela wanita itu.”
            Dari percakapan di atas akan didapatkan sebuah kesimpulan,  bahwa wanita yang membuka aurat hanya akan mendapatkan pujian palsu yang akan membawanya pada kenistaan dan pelecehan. Adakah yang mau akan hal ini? Tentu jawabannya tidak. Maka, Syaikh Abdurrahman berwasiat agar wanita muslimah untuk selalu istiqomah menjaga kemuliaan yang seterang mutiara. Jangan sampai ternoda, karena silau dengan trend pakaian dan penampilan yang digaungkan kaum kafirin.
            Maka, Syaikh Abdurrahman pun berpesan bagi para muslimah agar tidak menjadikan persoalan fisik seperti kecantikan dan penampilan menjadi perhatian utama. Seharusnya yang menjadi perhatian utama adalah Allah. Mempelajari banyak ilmunya agar mampu mendidik anak, juga mengajak wanita baik muslimah atau bukan pada kebaikan dan indahnya Islam. Jangan sampai terjerumus pada kemaksiatan yang mereka lakukan, maka itulah yang seharusnya menjadi prioritas utama yang mereka perhatikan.
            Begitulah buku ini banyak memberikan penyadaran akan hidup ini yang hanya sementara dan sebaiknya digunakan untuk memperbanyak bekal menuju akhirat. Buku ini memang sangat wajib dibaca oleh muslimah di mana pun berada agar mendapatkan secercah cahaya yang mungkin sudah lama didambakan. Begitu pun, para muslimin wajib membaca buku ini sebagai bekal mendidik istri, anak perempuan dan masyarakat luas nantinya. Selamat membaca!



Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/05/08/32906/jadilah-bunga-akhir-zaman/#ixzz2UVoYrYDA Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

dakwatuna.com

Senin, 29 April 2013

Buku-Buku Yang Habis Kubaca Maret 2013

1. Laila-Abrar Rifai
Novel pertama Ugan (Ustadz Ganteng-begitu beliau biasa disebut) cukup menarik. Dengan latar Surabaya, Madura, Malang, dan Pasuruan (Tretes) alur novel ini membuat kita penasaran untuk membaca hingga lembar terakhir. Kisah keluarga Umar yang santri dan Laila yang awalnya hanya anak jalanan yang kemudian mereka berdua dipertemukan, dirangkai dengan apik. Recommended dah! J pemesanan bisa langsung ke fb penulis Abrar Rifai.
IMG_1224
dok. pribadi






2. Be A Writer-Antoni Ludfi Arifin
Buku ini cocok bagi Anda yang sibuk tetapi memiliki keinginan untuk menulis atau lebih tepatnya ingin jadi penulis. Dengan bahasa yang ringan tapi mengena buku ini akan memotivasi Anda untuk semakin semangat menulis. Pemesanan bisa melalui fesbuk penulisnya Pak Antoni Ludfi Arifin.
IMG_1228
dok. pribadi






3. Menumbuhkan Karakter Positif Dengan Menulis Puisi-Dra Lusiana
Buku ini ditulis dengan maksud agar lahir karakter positif dari diri siswa. Salah satu caranya dengan menulis puisi keindahan alam. Maka, dengan itu buku ini memberi tips-tips menulis puisi, memberi contoh serta segala manfaat yang ada dengan menulis puisi. Pemesanan buku ini bisa melalui Pak Peng Kheng Sun 085641133474.
MENULIS PUISI
dok. pribadi






4. Tidur Berbantal Koran-N. Mursidi
Perjalanan dan perjuangan seseorang untuk menjadi penulis berbeda-beda. Begitupun dengan penulis buku ini yang dulunya adalah loper koran namun kini adalah penulis yang tulisannya seringkali dimuat di koran-koran yang dulu dijualnya. Tak mengherankan perjuangannya penuh haru biru, tidak instan kemudian langsung menjadi penulis. Dengan membaca buku ini dapat dipastikan Anda yang ingin menjadi penulis semakin semangat untuk memperjuangkannya. Pemesanan bisa lewat fesbuk penulis Mas N. Mursidi.
IMG_1227
dok. pribadi






5. Jawara-Fatih Zam
Bagi Anda yang tidak tahu seluk beluk Banten. Novel ini rekomendasi bagi Anda. Di dalamnya ada tentang Jawara dan Ulama yang erat kaitannya dengan Banten. Novel epik ini sangat seru dengan cerita silatnya yang seakan pembaca lihat langsung di depan mata. Serta filosofi yang ada di Banten. Buku ini layak Anda baca! Pemesanan bisa lewat penulisnya di fesbuk Fatih Zam.
IMG_1226
dok. pribadi






6. Ibuk-Iwan Setyawan
Ini buku kedua penulis kelahiran Batu, Iwan Setyawan. Saya sangat menikmatinya. Dengan bahasa yang sangat sederhana buku ini mampu mengaduk-aduk rasa dalam diri saya. Kisah-kisah suka, duka, getir dan bahagia dalam novel ini sangat mengena bagi saya. Saya rasa buku ini recommended bagi Anda. Untuk lebih mengenal sosok perempuan yang merelakan hidupnya bagi orang yang dicinta, Ibuk.
IMG_1225
dok. pribadi






7. Simply Love-Ifa Avianty
Cinta itu sebenarnya sederhana. Layaknya kisah yang ada dalam novel ini. Pernikahan yang tak selalu suka juga ada duri duka. Dengan cara sederhana, cinta sederhana semua akan terselesaikan. Bagi Anda yang akan melangsungkan pernikahan buku ini layak Anda baca guna membuka wacana dan mempersiapkan segala hal yang mungkin terjadi di depan Anda. Pemesanan bisa melalui fesbuk penerbit NouraBook.
IMG_1230
dok. pribadi






8. Udah Putusin Aja #Upa-Felix Siauw
IMG_1204
dok. pribadi
Buku ini merupakan ajakan pada kebenaran bagi remaja dan Anda yang sedang dimabuk virus merah jambu. Istilah pacaran yang semakin meresahkan karena kebebasannya, maka memang seharusnya bagi yang belum siap menikah untuk putus aja dulu memperbaiki diri dan bagi yang sudah siap menikah, datangi walinya J Ajakan dalam buku ini akan membuat kita keren dunia akhirat J pemesanan bisa lewat fesbuk penerbit Mizan.

(17-Resensi Buku 2013-Rimanews.com 30 April 2013) Nasi Uduk Pembawa Berkah


Judul                            : Kuingin Jadi Sajadahmu
Penulis                          : Fahri F. Fathoni
Penerbit                       : Safirah (Diva Press)
Tahun Terbit                : Januari, 2013
Jumlah Halaman          : 211 halaman
ISBN                           :  978-602-7723-26-9
Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho,Ketua Journalistic Club Ikom UMM dan anggota  Forum Lingkar Pena Malang Raya. MahasiswaJurusan Ilmu Komunikasi UMM.
           
Fira Anggraheni adalah seorang gadispenjual nasi uduk di pasar Klaten. Setelah ditinggal meninggal oleh kedua orangtuanya, dia harus menjadi tulang punggung keluarga mengurusi dan membiayaihidup termasuk sekolah adiknya, Farid. Setiap pagi selalu saja aktivitasnyasama, pergi ke pasar menjual nasi uduk. Hidup mandiri dengan usaha sendiri.
           
Harapan perubahan hidup munculseiring info diadakannya lomba memasak yang diadakan oleh salah satu TV swasta,TV Pluto. Fira ingin sekali mengikutinya. Dia mendapatkan izin pula daripamannya, Hadi. Maka dengan uang hasil penjualan perhiasan peninggalan orangtuanya dan sepeda yang biasa dia pakai untuk menjual nasi uduk ke pasar.
           
Dengan bekal uang seadanya dankeyakinan Fira dan Farid berangkat ke Jakarta. Setiba sampai di Jakarta Firalangsung ke tempat diadakan lomba. Dalam perlombaan Fira membuat nasi udukseperti yang biasa dia jual namun kali ini memakai variasi penataan agarterlihat lebih indah nan cantik. Fira tak merasa kesulitan membuat nasitersebut, hanya sedikit canggung saja. Terutama karena ada Robert Brady yangmenjadi juri tamu dalam lomba tersebut. Artis muda yang sangat disukai olehFira.
           
Setelah selesai, sambil menunggupengumuman hasil penilaian juri tak hentinya Fira berharap yang terbaikbaginya. Tak dinyanya dia menjadi pemenang pertama dalam lomba tersebut. Jurimenganggap nasi uduk Fira enak sekali. Sampai ada yang menganggap diberimantra-mantra. Tentu Fira menyangkal hal tersebut karena dia pertama kalinyabelajar kepada ibunya, dan membuat nasi uduk dengan bahan alami. Sungguh nasiuduk yang membawa keberuntungan, membawa keberkahan.
           
Tanpa sangka pula, ternyata RobertBrady ingin menikahi Fira. Tak pelak Fira terkejut. Dengan persetujuan Farid,Fira pun menyetujui dan mereka menikah. Sekaligus melaunching rumah makan milikFira. Suatu ketika sebagai artis tentu ada waktu di mana Robert harus lamameninggalkan rumah karena syuting, kali itu kata Robert ke Sumatera. Lamasekali, Fira bahkan seakan tak sanggup menahan rindu.
           
Sesampainya kembali Robert ke rumah,dia membawa teman satu filmnya, Gaino. Fira senang bukan kepalang ataskedatangan suaminya. Segala rindunya telah menemukan obatnya. Namun sayangkebahagiaan sementara ternyata, Robert membius Fira. Setelah itu secarabersama-sama Robert dan Gaino menyetubuhi Fira. Dan ketika tersadar Fira kagetdalam keadaan telanjang dan melihat surat perpisahan dari Robert dan foto-fototelanjang mereka bertiga.
          
Sedih sekali dia. Singkat ceritasetelah itu datang surat cerai dari Robert. Kandungan Fira semakin besar. Diamengidam rujak yang enak di tempat Paman Hadi. Akhirnya Paman Hadi mengirimTaufik pekerjanya untuk datang ke rumah Fira. Kedatangan Taufik yang ternyataadalah orang yang pernah dia tabrak saat pulang dari pasar membuat Firabahagia. Ngidamnya akan terpenuhi.
           
Ujian baginya belum selesai, diadifitnah telah membunuh mantan suaminya, Robert. Dia sempat ditahan sementara.Namun karena tak ada bukti dan terbukti Robert kecelakaan, dia dibebaskan.Setelah itu Taufik yang dia minta menetap di Jakarta dan menjadi penjaga kasirdi rumah makannya, ternyata berniat baik untuk menikahi Fira. Bahagialah Firaakan mendapatkan suami yang baik dan shalih seperti Taufik.
           
Novel ini memberikan hikmah bahwaujian bisa jadi melalui kesenangan yang diberikan Allah pada kita. Maka, sudahselayaknya bersyukur serta istighfar ketika mendapatkan kesenangan dan memintakekuatan untuk melalui ujian di dalamnya. Makna yang sangat bermafaat bagi kita.

(16-Resensi Buku 2013-Radarseni.com 28 April 2013) Maria Tsabat: Violinis Berhati Teguh


Judul                            : Maria Tsabat
Penulis                          : Herlinatiens
Penerbit                       : Diva Press
Tahun Terbit                : November, 2012
Jumlah Halaman          : 386 halaman
ISBN                           :  978-602-7665-85-9
Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho,Ketua Journalistic Club Ikom UMM dan anggota  Forum Lingkar Pena Malang Raya. MahasiswaJurusan Ilmu Komunikasi UMM.
           
Jika Anda mencari novel dengan penuh intrik, tak hanya mengumbar romantisme cinta tetapi ada politik, budaya, kritiksosial. Novel karya Herlinatiens berjudul Maria Tsabat, barangkali bisa menjadi pilihan.
           
Tidak seperti novel pada umumnya,novel ini tidak menggunakan bab per bab dalam memenggal rangkaian novel. Tetapi dengan mencantumkan nama tokoh di atas dan bercerita bebas tanpa ada pembicaraan yang teratur. Maria Tsabat adalah seorang violinis. Novel ini diawali dengan kematiannya sehari sebelum diadakannya pameran foto-fotonya yangdiadakan oleh Canang, seorang fotografer dia bercerita di awal.
           
Kemudian selain dia ada pula Haidharorang asli Yogyakarta mencari penghasilan di Bali. Awalnya, bekerja denganpenari. Namun, akhirnya menjadi pembuat canang upacara adat-adat Bali. Walaubegitu dia masih sangat sulit keuangannya. Diceritakan juga dia mencintai MaiaDiatri atau Jeng anak Maria seperti halnya Canang. Namun, perlahan dia mencobamelupakan Jeng dan mencoba untuk mencintai Rani.
           
Ada Romo, pemuka agama yang jugadosen Maria Tsabat. Seseorang yang dekat seolah sahabat bagi Maria. Dia menjaditempat mencari ilmu juga debat bagi Maria baik di kelas maupun di luar kelas.Ternyata Maria menyukai Romo tanpa mengatakannya. Romo pergi ke Vatikan. Yangsebenarnya Maria adalah calon istri adik Romo, namun rencana pernikahan merekatak pernah terjadi.
          
John juga menjadi tokoh yangberbicara dalam novel ini. Dia adalah orang LSM. Dan termasuk orang yang palingdibenci oleh Maria, karena menganggap LSM cuma manis di depan rakyat sebagailembaga yang membela rakyat. Namun, menurut Maria bisa jadi itu cumaakal-akalan saja untuk mendapatkan banyak donator.
           
Selain itu pula sebagai nama yangdijadikan judul dalam novel ini, Maria Tsabat pun turut sebagai pencerita.Maria teguh pendirian, tak ingin mengemis cinta padahal dia mencintai dan ingindicintai. Dia pula cenderung mendukung pemerintah ketimbang LSM-LSM yang ada.
          
 Dari bab pertama novel ini terkesan suliti dipahami, karena tak ada bab dan bahasayang nyastra sehingga pembaca harus berupaya memahami dengan mengulang. Gaya bahasa hiperbola dan metafora cukup banyak semakin memperindah novel ini. Novelini akan membawa Anda pada Yogyakarta dan Bali yang eksotis. Maka, tak salahnovel ini salah satu buku recommended bagi Anda.

Selasa, 16 April 2013

(15-Resensi Buku 2013-Metro Riau 14 April 2013) Jalan Kebenaran Untuk Laila


Judul                           : Laila
Penulis                         : Abrar Rifai
Penerbit                       : Aksara Bermakna
TahunTerbit                : Pertama, Agustus2012
JumlahHalaman          : 242 halaman
ISBN                           :  978-602-18755-0-6
Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho,Ketua Journalistic Club Ikom UMM dan anggota  Forum Lingkar Pena Malang Raya. MahasiswaJurusan Ilmu Komunikasi UMM.
            Kehidupan memang  tak selalu menyuguhkan kebaikan dankesenangan. Namun, ada pula kejahatan dan kesedihan. Kedua hal itu pula  bisa berubah-ubah kapan saja, selagi Tuhanmemberi perizinan dan manusia pun mengusahakan. Maka novel karya Abrar Rifaiyang berjudul Laila ini pun salahsatu contoh kehidupan tersebut dalam karya fiksi.
            Laila adalah tokoh utama dalam novelini. Dia adalah seorang perempuan yang kesehariannya adalah pengamen. Suaranyamerdu dan senang menyanyikan lagu-lagu grup band Padi jika sedang mengamen.Semua orang di terminal, termasuk kondektur dan sopir bus mengenalnya. Duniaterminal yang terbilang keras dan hitam pun dia rasakan. Bukan hanyamabuk-mabukan, digilir preman-preman terminal saja dia sudah biasa.
            Namun semua itu menjadi berubah,sejak pertemuan Laila dengan Umar. Lelaki yang terlahir di keluarga pesantrenini menjadi pengubah jalan hidup Laila. Laila mulai mengatur hidupnya lebihbaik. Tidak semua waktunya dia gunakan hanya untuk mengamen, dia juga mulaikursus menjahit. Pakaiannya menjadi lebih pantas lagi sebagai muslimah, diaingin berubah lebih baik lagi. Namun, walau begitu ketika Umar menyatakan cintapadanya. Dia yang sebenarnya juga merasakan hal yang sama, tidak membalasdengan ucapan yang sama. Dia masih berpikir apa yang terjadi, apa orang tuaUmar mau memiliki menantu seperti dia. Setelah dia langsung datang ke rumahUmar, ternyata benar orang tua Umar tak menyetujui cinta mereka, sejak ituLaila pergi dan menghilang entah ke mana.
            Tentu saja Umar kecewa dengan sikaporang tuanya terutama Papanya, yang tidak menyetujui cintanya pada Laila.Sehingga membuat Laila menghilang meninggalkan dirinya. Dengan hati yang kalutdia masih merasa bahwa Laila juga mencintainya, dan mereka akan bertemu nanti.Singkat cerita konflik demi konflik dalam novel ini terjadi.
            Kekecewaan beberapa anggota keluargatermasuk Umar ketika tahu Papanya menikah lagi dengan Tante Salma. SebenarnyaMamanya sendiri tidak mempermasalahkan Papanya untuk menikah lagi, bahkan walauserumah dengan mereka. Bahkan Mamanya berusaha menyediakan tempat yang nyamanuntuk Tante Salma ketika kumpul keluarga agar tidak kikuk. Akhirnya, semuaanak-anak melihat Mamanya ikhlas-ikhlas saja akhirnya mereka pun ikhlas jugadan Tante Salma pun sudah mulai terbiasa dengan keluarga barunya.
            Ada tiga anak dalam keluarga yangasli Madura ini. Anak pertama bernama Farah Masrurah, kemudian Umar Al-Faruqdan terakhir adalah Intan Lu’lu’ul Maknun. Keluarga mereka adalah keluarga yangtenang dan nyaman. Namun, kenyamanan itu hilang ketika Intan yang bersekolah diYayasan Al-Hikmah akrab dengan temannya yang bernama Khairul.
            Mamanya memarahi karena pulangbersama Khairul dengan niatan mengantarkan Khairul yang rumahnya cukup jauh.Namun, ternyata itu tak membuat Intan kapok. Ternyata, setelah kejadian ituIntan malah sering tidak masuk sekolah, padahal Pak Surip setiap pagi selalumengantarkan Intan ke sekolahnya. Begitu pula dengan Khairul juga tidak masuksekolah, yang ternyata menurut  walikelas Intan Pak Hadi Andika, Khairul itu termasuk anak orang kaya.
            Kaget bukan kepalang Umar ketikatahu Khairul anak orang kaya. Pasalnya, Intan mengatakan bahwa Khairul adalahanak yang miskin karenanya dia ingin memberikan Khairul pekerjaan sampingansebagai pegawai foto copy milik mas Ihsan, ketua UKKI selama dua periodeberturut-turut (halaman 82).
            Singkat cerita, ternyata Khairul ituadalah anak rekan sekaligus rival bisnis Papa Umar, Pak Subarjo. Memang sejakdulu Pak Subarjo selalu mengganggu bisnis Pak Qamaruddin, Papa Umar. Selain itumemang ada motif balas dendam karena Papa Umar menikahi Faridah, Mama Umar yangternyata dulu pujaan hati Pak Subarjo.
            Setelah Umar dan Papanya ke Tretesuntuk menemui Pak Subarjo di Villanya yang kemungkinan ada Intan dan Khairul disana pula. Ternyata di sana Cuma hanya ada Pak Subarjo. Sedangkan akhirnyamereka semua tahu bahwa Intan dan Khairul yang sedang menuju Tretes jugakecelakaan di tengah jalan. Sepeda motor yang Khairul kendarai ditabrak mobildan mobil itu langsung lari.
            Mereka langsung dibawa ke rumahsakit Saiful Anwar Malang. Intan kritis tetapi akhirnya selamat dan Khairulmeninggal. Sejak saat itu Papa Umar menyuruh Umar menjadi pimpinan perusahaansementara, sedangkan Papanya fokus merawat Intan.
            Pertemuan Umar dengan Laila adalahsaat dia membuat lomba MTQ Mahasiswa. Dari foto peserta bernama Hidayah NazilahMahabbah, dia yakin orang itu adalah Laila. Namun, mengapa namanya berbeda dansangat pintar mengaji? Itu menjadi pertanyaan buat Umar. Apatah lagi ternyatapeserta tersebut menjadi pemenang.
            Ternyata, memang Laila sudahberganti nama saat menjadi santriwati di Jombang. Itu karena keinginan PapaUmar untuk menguji apa benar Laila ingin berubah. Dan ternyata benar, Lailaberubah bahkan telah hafal 30 Juz. Maka, di Jombanglah mereka bertemu setelahmendapatkan ujian atas kebenaran cinta mereka.
             Akhirnya, novel apik ini mengajarkan kitabeberapa hal. Yakni, Setiap rumah tangga pasti akan mengalami ujian, baik itubesar maupun kecil. Selain itu pula, kesejatian cinta itu perlu ujian dan jodohitu memang misteri. Maka, jika memang berjodoh maka akan bertemu, dan jikatidak maka akan bertemu juga. Nyaris sempurna karya pertama Abrar Rifai inijika saja tidak ada kesalahan tulisan yang cukup menganggu pembaca yang salahsatunya kita dapatkan di halaman 136 di kata masukkalanlah yang seharusnyamasukkanlah. Namun, walau begitu novel ini layak Anda miliki dengan kelebihandan hikmah yang terkumpul di dalamnya.