Rabu, 27 Maret 2013

(10-Resensi Buku 2013-Metro Riau 24 Maret 2013) Bunga Yang Tak Harum Selamanya


Judul                            : Bunga-Bunga Kertas
Penulis                          : Khusnul Khotimah
Penerbit                       : Safirah (Diva Press)
Tahun Terbit                : Pertama, 2012
Jumlah Halaman          : 308 halaman
ISBN                           :  978-602-7640-10-8
Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Ketua Journalistic Club Ikom UMM dan anggota  Forum Lingkar Pena Malang Raya. Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UMM.

Bunga namanya. Selayaknya orang tua memberi nama Bunga karena ingin anaknya, seperti bunga, harum sepanjang masa. Nama adalah Doa, katanya. Sayang, kehidupan kadang begitu misterinya sehingga nama hanya menjadi nama yang tak ada guna. Namun, bukan kehidupan namanya, jika selalu dalam kedukaan selalu tanpa ada kebahagiaan.

Bermula dari kehidupan orang tuanya, yang mulai merenggang. Karena kedatangan seorang perempuan di masa lalu Ayahnya yang bernama Siska. Dia adalah teman Ayahnya saat sekolah SMA di Jakarta. Awalnya, Ayahnya memperkenalkan Siska datang sebagai sejawat bisnisnya saat ini. Tentu saat itu Bunga dan Bundanya tak mempermasalahkan.

Namun ketika Bundanya menemukan HP ayahnya yang ketinggalan saat ada telepon dan sms. Ketika Bunda mangambil HP itu, Bunda kaget melihat tertera nama pengirim sms “Siskaku.” Ditambah lagi isi smsnya,“Sayang, aku tunggu kabarmu. Aku juga akan segera mengugat cerai suamiku yang tidak berguna itu.”Bunga dan Bundanya saat itu dilanda sedih dan kecewa yang sangat pada Ayah (Halaman 26-27).

Sejak peristiwa itu pula Ayahnya menjadi orang yang tidak seperti biasanya. Yang biasanya baik sejak saat itu mudah marah bahkan memukul Bunda dan Bunga. Ayah juga bersikeras agar Bunda dan Bunga setuju kalau dia menikahi Siska. Ini harus dilakukan, Sebab Ayah dan Siska dulu pernah mengikuti sebuah aliran sesat yang mewajibkan mereka berdua menikah agar tak terkena kutukan.

Namun, Bunda dan Bunga tak mau. Karena, itu alasan yang tak masuk akal. Ayahnya yang dulu mengajari Bunga nilai-nilai agama malah Ayahnya yang kini hilang kesalihannya. Akhirnya, sejak saat itu rumah tak seperti dulu lagi. Selalu ada marah-marah Ayah dan Bunda selalu menangis.

Bunga tak tahan, dia memutuskan untuk kabur dari rumah. Bukannya menyelesaikan masalah, hal ini menimbulkan masalah lain. Bunga bertemu Hanum dan mengajaknya tinggal dulu dirumahnya. Hanum kelihatan baik sekali, walau ragu Bunga percaya akhirnya. Sayang, ketika Hanum berangkat kerja Ardi (suami Hanum) membuka paksa kamar yang ditempati Bunga dan memperkosanya.

Sejak kejadian itu, Bunga merasa kotor walaupun dia memakai jilbab besar. Singkat cerita akhirnya dia pulang ke rumah dan Bundanya sakit dan meninggal. Ayahnya menikah lagi dengan tante siska. Bunga hamil dan kabur dari rumah sampai anaknya lahir, dia berusaha mencari kerja sendiri untuk menyambung hidup.

Ternyata majikan di mana tempat Bunga bekerja adalah bawahan Ayahnya. Dari dia pula Bunga tahu bahwa Ayahnya, kecelakaan dan hilang ingatan. Bunga membawa Ayahnya bersama dia. Siska menjadi penguasa di perusahaan Ayahnya. Tak sengaja dia bertemu Hanum yang ternyata teman majikannya dan mengajak Bunga menjadi sekretarisnya.

Saat itu kehidupannya mulai baik. Sampai suatu ketika dia bertemu lagi dengan teman lamanya sedang sakit di rumah sakit, Nabilla. Dari pertemuan itu pula Bunga bertemu Azwar kakak Nabilla yang ingin menikahinya. Kisah berakhir happy ending dengan pernikahan keduanya.

Setidaknya, pembaca bisa mengambil hikmah dari novel ini, hidup tidak selalu mulus seperti yang diharapkan, kadang ada kesusahan kadang ada senang. Keduanya datang bergiliran. Karenanya, pasrah segalanya pada Allah adalah utama. Dibarengi dengan ikhtiar yang purna. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar