Beberapa hari lalu saat saya
membimbing adik-adik di sebuah sekolah dasar membuat madding, saya menemukan
seorang guru mengeluh di hadapan saya. “Di sini kurang fasilitasnya mas. Saya
ingin di sini ada aula khusus untuk acara. Mushala dan perpustakaan sudah
sering dipakai kegiatan siswa lain. Jadi kalau ada ruangan khusus, jadi enak
mas kalau ada kegiatan seperti. Tapi ya itu di sini ini sulit mas Ridho, nggak
seperti tempat lain.”
Saya hanya tersenyum dan mendiamkan
apa yang dikatanya. Saya sangat menyayangkan seorang guru yang mengeluh hanya
karena kekurangan fasilitas. Sungguh, dalam hati saya bertanya apa dia tidak
malu dengan anak didiknya yang tetap ceria dan bersungguh-sungguh dalam belajar
walau dalam kekurangan?
Apa dia belum tahu bagaimana kiprah
Pengajar Muda yang digagas Indonesia Mengajar. Mengajar di daerah pelosok yang
bahkan sulit listrik dan alat-alat belajar mengajar lainnya, tidak seperti di
tempatnya yang sudah ada listrik. Namun, mereka tetap semangat mengabdi,
menyalakan peradaban tanpa mengeluh.
Seorang guru yang digugu dan ditiru,
tak selayaknya menjadi pengeluh. Karena ia adalah pengajar anak bangsa agar
semangat menjalani hidup meraih masa depan yang lebih baik. Jika gurunya saja
mengeluh maka bisa jadi anak didiknya tak jauh dari gurunya nanti. Harapannya,
semoga semakin banyak guru dengan semangat mengabdi tanpa batas dan tanpa
mengeluh.
*judul diganti oleh redaksi menjadi Guru Jangan Tularkan Keluhan. Dan ada beberapa yang diedit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar