Kamis, 10 Januari 2013

Dari Cafe Ke Pergerakan



Judul                            : Sang Pemusar Gelombang
Penulis                          : M. Irfan Hidayatullah
Editor                          : Feri M. Syukur dan Topik Mulyana
Penerbit                       : Salamadani, Bandung.
Tahun Terbit                : Juli, 2012
Jumlah Halaman          : 502 halaman
ISBN                           :  978-602-84-5895-5
Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Ketua Journalistic Club Ikom UMM dan anggota  Forum Lingkar Pena Malang Raya. Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UMM.
Pernah dimuat di Berita99.com, Dakwatuna.comwww.dakwatuna.com/2012/12/24997/sang-pemusar-gelombang-3/ (7 12 12) dan Harian Metro Riau, Klik!
            Kematian dan pembunuh Hasan Al-Banna masih misteri. Dalam sejarahnya, Hasan Al-Banna adalah seorang taat beragama dan bervisi misi Islam yang kuat. Dia juga gemar berdakwah. Anehnya, tak seperti juru dakwah lain yang lazimnya melakukan dakwah di masjid. Dia mendobrak dengan kebiasaan baru dengan memulai dakwahnya dari warung kopi (cafe) ke warung kopi lainnya. Banyak yang simpati dan mendengarkan apa yang dia sampaikan namun tak sedikit pula yang acuh dan melawan apa yang dia dakwahkan. Dari warung kopi inilah sebuah Gerakan Islam yang kini memiliki pengikut paling banyak di dunia, Ikhwanul Muslimin.
            Fenomenalnya gerakan yang Hasan Al-Banna pimpin dari dulu bahkan sampai dia telah meninggal, mungkin itu salah satu daya tarik M. Irfan Hidayatullah menulis sebuah novel Sang Pemusar Gelombang. Awalnya saya mengira novel ini tidak jauh beda dengan novel-novel tentang tokoh lainnya, mengisahkan sejarah tokoh tersebut secara langsung seperti novel Sang Pencerah karya Akmal Nasery Basral atau novel Muhammad Lelaki Penggenggam Hujan karya Tasaro GK yang menceritakan sejarah Nabi Muhammad dengan tambahan fiksi di tempat lain tapi di waktu yang sama.
             Namun, ternyata perkiraan saya meleset. Novel ini ternyata menceritakan kisah fiksi sepak terjang orang-orang yang terinspirasi pemikiran Hasan Al-Banna. Hasan Al-Banna anak sosialis yang mencari jati diri hingga menemukan catatan bapaknya (Rosid) yang pejuang dakwah di desanya dulu dan misteri kenapa ia dinamakan Hasan Al-Banna. Randy anak keluarga kaya raya yang moderat, namun berubah drastis perilaku lamanya yang suka foya-foya menjadi lebih islami dan terjaga setelah mengenal aktivitas dakwah di kampusnya. Cikal,vokalis band terkenal The Soul, merubah jejak hidupnya karena seorang wanita yang dia sebut “Najwa”. Najwa bernama asli Maryam, seorang akhwat (sebutan perempuan aktivis dakwah) yang shalihah juga cantik jelita. Tak sedikit dari para ikhwan (sebutan lelaki) tertarik padanya, termasuk sang ketua Randy dan juga Cikal yang berubah karenanya.
            Sejatinya novel ini menceritakan sejarah sebuah pergerakan  pemikiran yang berat. Namun, berkat kepiawaian penulisnya yang juga mantan ketua Forum Lingkar Pena ini dalam meramu sejarah, roman, intrik dan konflik, novel ini menjadi renyah dan menarik ketegangan serta rasa penasaran pembaca dalam novel setebal 502 halaman ini. Sebagai pencerahan, novel layak dibaca siapa saja. Karena pembaca akan tahu siapa  Hasan Al-Banna sebenarnya tanpa membaca buku pemikirannya yang berat.

*resensi ini juga termasuk diikutkan lomba menulis resensi Sang Pemusar Gelombang dan alhamdulillah naskah menjadi pemenang :)

2 komentar: