Judul : Sang Pemusar Gelombang
Penulis : M. Irfan Hidayatullah
Editor : Feri M. Syukur dan
Topik Mulyana
Penerbit : Salamadani, Bandung.
Tahun Terbit : Juli, 2012
Jumlah Halaman : 502 halaman
ISBN : 978-602-84-5895-5
Peresensi : Muhammad Rasyid Ridho,
Ketua Journalistic Club Ikom UMM dan anggota
Forum Lingkar Pena Malang Raya. Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UMM.
Pernah dimuat di Berita99.com, Dakwatuna.comwww.dakwatuna.com/2012/12/24997/sang-pemusar-gelombang-3/ (7 12 12) dan Harian Metro Riau, Klik!
Kematian dan pembunuh Hasan Al-Banna
masih misteri. Dalam sejarahnya, Hasan Al-Banna adalah seorang taat beragama
dan bervisi misi Islam yang kuat. Dia juga gemar berdakwah. Anehnya, tak
seperti juru dakwah lain yang lazimnya melakukan dakwah di masjid. Dia
mendobrak dengan kebiasaan baru dengan memulai dakwahnya dari warung kopi
(cafe) ke warung kopi lainnya. Banyak yang simpati dan mendengarkan apa yang dia
sampaikan namun tak sedikit pula yang acuh dan melawan apa yang dia dakwahkan.
Dari warung kopi inilah sebuah Gerakan Islam yang kini memiliki pengikut paling
banyak di dunia, Ikhwanul Muslimin.
Fenomenalnya gerakan yang Hasan
Al-Banna pimpin dari dulu bahkan sampai dia telah meninggal, mungkin itu salah
satu daya tarik M. Irfan Hidayatullah menulis sebuah novel Sang Pemusar Gelombang. Awalnya saya mengira novel ini tidak jauh
beda dengan novel-novel tentang tokoh lainnya, mengisahkan sejarah tokoh
tersebut secara langsung seperti novel Sang
Pencerah karya Akmal Nasery Basral atau novel Muhammad Lelaki Penggenggam Hujan karya Tasaro GK yang menceritakan
sejarah Nabi Muhammad dengan tambahan fiksi di tempat lain tapi di waktu yang
sama.
Namun, ternyata perkiraan saya meleset. Novel
ini ternyata menceritakan kisah fiksi sepak terjang orang-orang yang
terinspirasi pemikiran Hasan Al-Banna. Hasan Al-Banna anak sosialis yang
mencari jati diri hingga menemukan catatan bapaknya (Rosid) yang pejuang dakwah
di desanya dulu dan misteri kenapa ia dinamakan Hasan Al-Banna. Randy anak
keluarga kaya raya yang moderat, namun berubah drastis perilaku lamanya yang
suka foya-foya menjadi lebih islami dan terjaga setelah mengenal aktivitas
dakwah di kampusnya. Cikal,vokalis band terkenal The Soul, merubah jejak
hidupnya karena seorang wanita yang dia sebut “Najwa”. Najwa bernama asli
Maryam, seorang akhwat (sebutan perempuan aktivis dakwah) yang shalihah juga
cantik jelita. Tak sedikit dari para ikhwan (sebutan lelaki) tertarik padanya,
termasuk sang ketua Randy dan juga Cikal yang berubah karenanya.
Sejatinya novel ini menceritakan
sejarah sebuah pergerakan pemikiran yang
berat. Namun, berkat kepiawaian penulisnya yang juga mantan ketua Forum Lingkar
Pena ini dalam meramu sejarah, roman, intrik dan konflik, novel ini menjadi
renyah dan menarik ketegangan serta rasa penasaran pembaca dalam novel setebal
502 halaman ini. Sebagai pencerahan, novel layak dibaca siapa saja. Karena
pembaca akan tahu siapa Hasan Al-Banna
sebenarnya tanpa membaca buku pemikirannya yang berat.
*resensi ini juga termasuk diikutkan lomba menulis resensi Sang Pemusar Gelombang dan alhamdulillah naskah menjadi pemenang :)
mabruk =)
BalasHapuspls follow n komen
www.indogeria.blogspot.com
alhamdulillah, jazakillah khairan :)
Hapus