Minggu, 03 Februari 2013

(03-Resensi Buku 2013-Wasathon.com 21 - 01 - 2013 Januari) Panduan Menjadi Santri Berprestasi


Judul                        : Goes To Pesantren
                                 (Panduan Lengkap Sukses Belajar di Pesantren)
Penulis                      : M. Dzanuryadi
Penerbit                     : Lingkar Pena Publishing House
Tahun Terbit                : Juli, 2011
Jumlah Halaman         : 258 halaman
ISBN                          :  978602885163-3

Image Pondok Pesantren akhir-akhir ini semakin tak baik saja. Tuduhan terhadap Pesantren sebagai sarang teroris semakin menjadi-jadi. Padahal, tuduhan khususnya dari densus 88 itu tak ada bukti kebenarannya. Lebih sering dikatakan terduga setelah dianiaya bahkan sampai terbunuh ternyata salah tangkap, dan dilepas tanpa ada rasa bersalah dan tanpa ada permintaan maaf.

Buku M. Dzanuryadi ini dimulai dengan asal usul Pondok Pesantren. Kata pesantren berasal dari kata santri dengan imbuhan pe-an. Yang mana kata santri berarti murid dalam bahasa Jawa. Karenanya, memang pesantren itu tak bisa dipisahkan dari kata santri. Ada yang mengatakan pula kata pesantren itu berasal dari India.

Ada juga yang mengatakan, pesantren itu berasal dari kata santri yang dapat diartikan tempat santri. Sedangkan kata santri sendiri berasal dari kata cantrik (Sansekerta atau Jawa) yang berarti orang yang selalu mengikuti guru. Profesor Zamakhsari mengatakan bahwa kata santri berasal dari bahasa Tamil yang berarti guru mengaji. Tapi ada juga yang menganggap kata santri itu sebenarnya gabungan kata saint  (manusia baik) dengan suku kata tra (suka menolong), sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik (halaman 9).

Dari kesemua arti santri dan pesantren di atas, semua memaknakan dengan kebaikan. Itu baru maknanya, belum dilihat bagaimana di dalamnya. Di dalamnya pun sesuai dengan makna yang baik tersebut. Tak pernah ada cerita sebuah pondok pesantren mengajari santrinya untuk berbuat kekerasan atau membuat bom. Semua tuduhan itu tak ada buktinya.

Karena buku yang ditulis oleh mantan santri ini adalah buku panduan. Maka, setelah arti santri dan pesantren, ada tulisan tentang jenis pesantren, unsur-unsur pesantren sampai metode pengajarannya. Ada dua jenis pesantren, pertama salafi dan kedua modern.

Buku ini pula memberikan gambaran bagaimana peraturan di pesantren itu. Karena, dengan mengetahui peraturan di pesantren, pembaca yang ingin masuk pesantren sudah menyiapkan mental dan diri terhadap peraturan yang ada dalam pondok pesantren yang di pilihnya.

Peraturan itu terdiri dari yang harus dilakukan dan yang dilarang dilakukan. Contoh yang wajib dilakukan adalah mengikuti kegiatan sebagai santri misal shalat lima waktu berjama’ah dan mengaji, sedangkan larangannya misal membawa hp atau keluar kompleks pondok tanpa izin. Karena ada peraturan maka ada pula namanya hukuman bagi yang melanggar peraturan. Misal, ketika santri tidak mengikuti shalat berjama’ah maka dikenakan hukuman membersihkan kamar mandi umum santri. Peraturan dan hukuman itu ada bukan untuk mengekang santri, tapi untuk kebaikan santri yaitu agar disiplin.

Tak hanya itu buku ini pun dilengkapi dengan persayaratan masuk pesantren. Jika pembaca ingin masuk pesantren salafi maka syarat dan biayanya tak sebanyak jika ingin masuk pesantren modern. Yang jelas tiap pesantren memiliki kebijakan yang berbeda. Silakan dipersiapkan mencari tahu persiapan masuk pesantren sejak awal Januari agar termudahkan.

Sebagai pelengkap yang cukup ampuh sebagai bukti menjadi santri itu enak dan bukan menjadi teroris setiap awal bagian buku ini disajikan kisah-kisah nyata seorang santri. Salah satunya kisah nyata Nusaibah Az Zahra yang menjadi santriwati di Ponpes Asy-Syifa Al-Khoeriyah, Subang. Dia menceritakan kisah bersama teman-temannya saat membuat mie instan di baskom besar. Setelah jadi, tangan-tangan mereka langsung masuk ke baskom saling berebut, menghabiskan tanpa sisa mie instan tersebut. Namun, setelah habis mereka saling tunjuk siapa yang akan mencuci baskom yang kotor itu.

Alhamdulillah ada salah satu santriwati yang baik hati rela untuk mencuci baskom tersebut. Menurut Nusaibah, keadaan bersama teman-temannya tersebut takkan terlupakan. Begitu indahnya ukhuwah saling canda tawa dan merasakan sedih  bersama. Dan itu hanya di dapatkan dalam pesantren saja (halaman 135-138).

Saya kira buku panduan ini tak hanya wajib dibaca  paramuda yang ingin tahu bagaimana pesantren itu, tetapi juga orang tua pun wajib membaca buku ini agar tahu tentang seluk beluk pesantren dan menjadikan pesantren sebagai alternatif pendidikan masa depan anak-anaknya. Karena buku ini cukup lengkap ditambah lagi diberi info alamat sekitar 80 pesantren di Indonesia dari empat belas ribu lima ratus ribuan lebih pondok pesantren yang tersebar di Indonesia. Maka, pembaca buku ini baik calon santri atau orang tua wali santri bisa segera dipilih mana yang cocok dan disukai. Wal akhir, selamat menjadi santri! [Muhammad Rasyid Ridho/Wasathon.com]

http://wasathon.com/resensi-buku/read/panduan_menjadi_santri_berprestasi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar